dr. Gatut Hardianto, SpOG., Subsp Urogin.RE menuturkan, ada beberapa kasus yang terkait dengan uroginekologi. Mulai dari prolabs organ panggul, kelainan genital, fistula urogenital, fistula Rektovagina, Fistula Perianal dan Ruptur Perineum.
"Paling banyak pasien yang datang dengan kondisi prolabs organ panggul. Penyakit ini memang tidak mematikan tetapi bisa menurunkan kualitas hidup," kata dr Gatut.
Prof. Dr. dr. Eighty Mardiyan Kurniawati, SpOG., Subsp.Urogin.RE menjelaskan, terus meningkatnya angka kasus ini di antaranya didukung dengan semakin terbukanya informasi.
"Sekarang karena keterbukaan informasi, di media sosial, orang tahu bahwa di RSIA Merr keluhan-keluhannya bisa ditangani, mereka akhirnya memeriksakan diri," kata dr. Eighty.
Kasus terbanyak yang dihadapi adalah Prolabs dasar panggul (POP). Ia menuturkan, POP selama ini sering diremehkan dan dianggap bukan penyakit. Hal ini menyebabkan kondisi pasien semakin parah.
POP sendiri adalah penonjolan organ panggul ke dalam hingga keluar vagina. POP terjadi karena penyokong organ panggul melemah.
Ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan POP. Pertama yaitu usia, terutama yang sudah menopause. Kemudian persalinan dan kehamilan.
”Terutama pada persalinan pervaginam, jumlah persalinan, tindakan dalam persalinan yaitu FE dan vakum, proses persalinan yang lama dan bayi besar," tuturnya. Faktor risiko lainnya yaitu obesitas, batuk kronis dan konstipasi, rokok, alkohol serta faktor genetik.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait