Mengenal Sritex, Raja Tekstil Indonesia yang Sedang Berjuang dari Kebangkrutan Bisnis

Arif Ardliyanto
Raja Tekstil Indonesia Sritex. Foto iNewsSurabaya/dok. iNews.id

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - PT Sri Rejeki Isman Tbk, atau lebih dikenal sebagai Sritex, merupakan salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia. Sejak didirikan pada tahun 1966 oleh HM Lukminto, seorang pengusaha tekstil visioner, Sritex telah berkembang pesat dari sebuah toko kecil di Solo, Jawa Tengah, menjadi raksasa tekstil di Asia Tenggara.

Dikutip dari iNews.id, HM Lukminto memulai perjalanan bisnisnya dengan visi besar, dan kesuksesannya diteruskan oleh putranya, Iwan Setiawan Lukminto, yang kini menjabat sebagai Presiden Direktur PT Sri Rejeki Isman Tbk. Di bawah kepemimpinan Iwan, Sritex terus berinovasi dan berekspansi, memperkuat posisinya di pasar domestik dan internasional.

Pada tahun 2021, struktur kepemilikan Sritex cukup beragam:

1. Keluarga Lukminto
Keluarga ini tetap menjadi pemegang saham terbesar dengan kontrol signifikan atas keputusan strategis perusahaan. Iwan Setiawan Lukminto melanjutkan visi dan misi yang dirintis oleh ayahnya, memastikan Sritex terus tumbuh dan berkembang.

2. Investor Institusional
Beberapa perusahaan investasi dan dana pensiun, baik domestik maupun internasional, turut memiliki saham di Sritex. Ini menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi dari investor terhadap prospek pertumbuhan dan stabilitas finansial perusahaan.

3. Publik
Sebagai perusahaan terbuka, saham Sritex diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham SRIL, melibatkan berbagai pemegang saham dari kalangan publik.

Inovasi dan Kontribusi Sosial

Di bawah kepemimpinan Iwan Setiawan Lukminto, Sritex berfokus pada inovasi, termasuk investasi dalam teknologi ramah lingkungan dan peningkatan efisiensi produksi. Ekspansi ke pasar internasional juga menjadi salah satu strategi utama mereka. 

Selain itu, Sritex aktif dalam kegiatan sosial dan komunitas melalui berbagai program CSR, memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar dan lingkungan.

Benarkah Sritex Bangkrut?

Pada awal tahun 2021, Sritex menghadapi tantangan keuangan signifikan, yang memaksa mereka mengajukan permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) ke Pengadilan Niaga Semarang pada bulan Mei 2021. Pengajuan ini merupakan upaya untuk merestrukturisasi utang sekitar USD 850 juta, yang sebagian besar berupa obligasi dan pinjaman bank.

Proses PKPU memberi Sritex kesempatan untuk merestrukturisasi utangnya dengan persetujuan dari para kreditur, bertujuan memulihkan kondisi keuangan mereka dan menghindari kebangkrutan total. Meskipun demikian, situasi keuangan perusahaan tetap dalam kondisi yang sulit dan memerlukan pemulihan signifikan.

Hingga kini, belum ada informasi yang menyebutkan bahwa Sritex telah benar-benar bangkrut atau mengalami likuidasi total. Perusahaan masih beroperasi dan berupaya mengatasi masalah keuangan ini melalui restrukturisasi utang dan mencari solusi jangka panjang.

Namun banyak informasi kalau Sritex sedang mengalami masa-masa sulit dalam mengembangkan bisnis. Banyak karyawan yang telah di berhentikan untuk mengurangi beban biaya perusahaan. 

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network