SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Pencopotan Prof. Dr. dr. Budi Santoso, Sp.OG.(K) dari jabatannya sebagai Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unair Surabaya telah memicu reaksi besar-besaran. Dokter, dosen, tenaga pendidikan, hingga para Guru Besar bergabung bersama mahasiswa dalam aksi solidaritas yang menggema di kampus.
Para pendukung Prof. Budi menuntut agar jabatan dekan dikembalikan kepadanya, dengan ancaman mogok mengajar jika tuntutan ini tidak dipenuhi. Mereka menilai pencopotan ini sebagai tindakan sepihak yang merampas kebebasan berpendapat dan menghormati pengabdian Prof. Budi selama ini.
"Pencopotan Prof. Budi Santoso adalah tindakan sepihak yang mengekang kebebasan berpendapat. Kami siap mogok mengajar jika tuntutan ini tidak dipenuhi," tegas Prof. Dr. Ahmad Hafidz Bajamal, salah satu Guru Besar FK Unair.
Menurut Prof. Ahmad, kebijakan kampus ini merupakan bentuk pembungkaman terhadap suara kritis. "Penolakan terhadap dokter asing adalah hak setiap warga negara. Pencopotan ini tidak seharusnya terjadi. Kami menuntut agar Prof. Budi dikembalikan ke posisinya," tambahnya.
Kasus ini mulai mencuat ketika Prof. Budi menyampaikan pamitan di WhatsApp Group (WAG) Dosen FK Unair pada Rabu (3/7), yang beranggotakan sekitar 300 orang. Dalam pesannya, ia mengungkapkan keputusan rektorat yang memberhentikannya.
"Per hari ini saya diberhentikan sebagai Dekan FK Unair. Saya menerima dengan lapang dada dan ikhlas. Mohon maaf jika selama memimpin ada kesalahan. Mari kita terus perjuangkan FK Unair tercinta," tulisnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait