MOJOKERTO, iNewsSurabaya.id – Ubaya Training Center (UTC) menjadi tuan rumah penyelenggaraan lomba band SMA se-Jawa Timur “Harmoni Jatim”. Sebanyak 10 band menjadi finalis pada ajang ini.
Kegiatan juga dimeriahkan dengan pagelaran wayang kulit lakon “Subali Sugriwa” oleh Ki Didik Sasmito Aji. Acara diselenggarakan pada Sabtu (20/7/2024) di Ubaya Training Center.
Harmoni Jatim merupakan kegiatan sinergitas antara DPRD Provinsi Jawa Timur, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur (Disbudpar Jatim), dan Universitas Surabaya (Ubaya) yang melibatkan masyarakat.
Acara ini bertujuan untuk menunjukkan keharmonisan antara seni khususnya musik dengan dunia pendidikan dimana banyak anak muda yang memiliki potensi di bidang itu.
Rektor Ubaya, Dr. Benny Lianto, mengatakan Ubaya sebagai perguruan tinggi yang juga merupakan bagian dari masyarakat Jawa Timur mendukung adanya sinergitas ini.
“Ubaya sangat mendukung program-program peningkatan kualitas sumber daya manusia, pengembangan budaya lokal, dan juga seni. Oleh karena itu kegiatan seperti ini tepat dan sesuai dengan apa yang menjadi perhatian dari Ubaya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Dr. H. Freddy Poernomo, S.H., M.H., berharap acara Harmoni Jatim ini bukanlah yang terakhir, namun akan ada kelanjutan sinergitas kolaborasi ke depannya.
“Kegiatan seperti ini bisa terus diselenggarakan dalam membangun harmoni kebangsaan. Kami pemerintah berharap kolaborasi dengan Ubaya tidak hanya dalam kaitannya dengan budaya, namun paling utama adalah bidang pendidikan,” terang Freddy.
Penghargaan juara 1 diberikan kepada anggota SMALA BAND 25 (kiri) oleh Asisten 1 Provinsi Jawa Timur Drs. Benny Sampirwanto M.Si. Foto/Ubaya
Pemenang Harmoni Jatim Music Festival :
Juara 1 : SMALA BAND 25 (SMA Negeri 5 Surabaya)
Juara 2 : 9SQUAD (SMA Negeri 9 Surabaya)
Juara 3 : JAZYDEN (SMA Katolik St. Albertus Malang)
Juara Favorit : Bhawikarsu Band (SMA Negeri 3 Malang)
Pagelaran wayang kulit “Subali Sugriwa”
Di akhir acara ada pagelaran wayang kulit “Subali Sugriwa”. Digelarnya pertunjukan wayang kulit ini adalah untuk penguatan seni budaya di kalangan masyarakat sekitar.
Subali Sugriwa bercerita tentang di sebuah Pertapaan Rogastina ada sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan tiga orang anak yang hidup rukun, tenteram, dan damai.
Tetapi suatu ketika kerukunan itupun menjadi prahara karena seorang ibu yang memberikan Cupu Manik Astagina yang diperoleh dari sang ibu yang selingkuh.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait