JAKARTA, iNewsSurabaya.id - Meitri Citra Wardani, perempuan berusia 30 tahun, telah menorehkan jejak panjang di dunia politik. Pengalamannya yang kaya membuatnya malang melintang di berbagai bidang, jauh melampaui usianya yang masih muda.
Saat ini, Meitri menjabat sebagai anggota Komisi XII DPR RI dari Fraksi PKS. Komisi ini membawahi mitra kerja dengan sejumlah kementerian penting, seperti Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Investasi dan Hilirisasi, serta sejumlah badan penting lainnya seperti BPH Migas, SKK Migas, dan BAPETEN.
Sebelum menapaki Gedung DPR, Meitri telah membuktikan diri sebagai anggota DPRD Karawang pada periode 2019-2024. Di sana, ia bahkan sempat memimpin partainya di tingkat kabupaten.
"Sekarang saya kembali ke Jawa Timur, tepatnya mewakili Dapil Jatim VIII. Keluarga besar saya berasal dari Mojokerto," ujar Meitri saat bertemu dengan Himpunan Media Senayan Jatim di kantor DPR RI.
Meitri mengungkapkan bahwa ia memiliki darah Jawa dan Sunda. Ayahnya berasal dari Mojokerto, sementara ibunya adalah orang Sunda asli dari Jawa Barat.
"Jadi, saya bisa berbahasa Jawa dan Sunda," tambahnya.
Meskipun berasal dari keluarga pengusaha, Meitri menegaskan bahwa ia tidak pernah memanfaatkan nama besar keluarganya untuk meraih kesuksesan dalam karier atau dunia politik.
"Ada tante saya di Jombang yang tidak memiliki banyak harta, tapi rela mengkampanyekan saya di sana," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Meitri mengaku bahwa ia tidak pernah membatasi diri dalam memilih pekerjaan, dan memiliki pengalaman bekerja di berbagai bidang. Salah satunya, ia pernah menjadi sopir taksi di Surabaya.
"Saya benar-benar pernah jadi sopir taksi di Surabaya. Kalau tidak percaya, datang saja ke kantor Darmo, data saya masih ada di sana," kata Meitri, yang juga merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Surabaya (Ubaya).
Selain menjadi sopir taksi, Meitri juga pernah menggeluti dunia jurnalistik sebagai wartawati. Pengalaman ini membuatnya sering berada di jalan untuk melakukan peliputan. Ia pun memandang profesi wartawan dengan penuh rasa hormat.
"Wartawan itu pahlawan tanpa tanda jasa, sama seperti guru. Kalau pun ada yang buruk, itu hanya oknum," tegasnya.
Dalam perjuangannya merebut kursi DPR dari Dapil VIII Jatim, yang mencakup Mojokerto, Jombang, Nganjuk, dan Madiun, Meitri mengungkapkan bahwa ia menghadapi berbagai tantangan, termasuk persaingan yang ketat dan kampanye hitam terhadap dirinya dan partainya.
Namun, Meitri menegaskan bahwa selama kampanye, ia tidak pernah mengiming-imingi masyarakat dengan uang atau janji-janji palsu. "Saya hanya melakukan apa yang saya bisa lakukan saat itu," tutupnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait