Hal ini bahkan membuat Mahkamah Agung sampai menganulir hasil pemilu dan Yushchenko berhasil mengukuhkan dirinya sebagai pemenang pada pilpres berikutnya.
Tidak mengherankan di masa pemerintahan Yushchenko seringkali hubungan Ukraina dengan Rusia seringkali menegang. Hal serupa hampir terjadi lagi pada pilpres tahun 2010 dimana Victor Yushchenko dan Yulia Tymoshenko yang menjadi sekutu di Revolusi Oranye tahun 2004 hingga 2005 berubah menjadi musuh.
Tymoshenko yang sering disebut sebagai politisi yang tercantik di dunia mencalonkan diri menjadi presiden untuk melawan Yanukovych namun hasil akhir pilpres menunjukkan dia hanya memperoleh suara 45 persen dan Yanukovych memperoleh suaran 48 persen.
Setelah Yanukovych terpilih sebagai Ukraina yang baru, bisa ditebak hubungan Rusia dengan Ukraina menjadi semakin dekat terlebih jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Namun semunya berubah di akhir tahun 2013 saat pemerintah Ukraina menolah hubungan dengan Uni Eropa. Padahal saat itu Ukraina sedang dilanda krisis ekonomi namun pemerintahnya mengambil keputusan untuk memperkuat hubungan dengan Rusia.
Langkah pemerintah ini menimbulkan protes besar-besaran di Kota Kiev yang kemudian direspon dengan tindakan kekerasan oleh pasukan keamanan yang malah membuat gelombang protes jauh lebih besar yang mengakibatkan berdarah dan menimbulkan korban jiwa di Ukraina.
Gelombang protes ini menjadi dasar konflik Ukraina dengan Rusia yang berlangsung dari tahun 2014 hingga saat ini.
Pada bulan Februari 2014, Parlemen Ukraina melengserkan pemimpin yang menjabat yaitu Presiden Victor Yanukovych dan di bulan yang sama dia meninggalkan Ukraina dalam keadaan yang kacau. Sampai-sampai dia harus dikawal oleh pengawal pribadinya dan Pasukan Spetznaz yang merupakan pasukan khusus Rusia.
Peristiwa pelengeseran ini menyebabkan konflik di pemerintahan Ukraina, rakyatnya terbagi menjadi 2 golongan yaitu pendukung Uni Eropa dan pendukung Rusia.
Pendukung Uni Eropa umumnya terdiri dari masyarakat Ukraina yang tinggal di daratan, yang secara geografis lebih dekat dengan negara-negara Eropa lainnya.
Sedangkan pihak yang mendukung Rusia merupakan masyarakat yang berasal dari Crimea. Hal ini dilatarbelakangi letak Crimea yang berbatasan langsung dengan Rusia dan mayoritas penduduknya berbahasa Rusia.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait