Kemiskinan Ekstrem di Jatim Masih Jadi Tantangan, Jumlahnya Capai 268.645 Penduduk di Jawa Timur

Lukman Hakim
Wakil Presiden RI memberikan dana untuk penanganan Kemiskinan Ekstrem di Jatim. Foto iNewsSurabaya/lukman

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Kemiskinan ekstrem masih menjadi salah satu catatan kelam di Jawa Timur, meskipun telah terjadi penurunan signifikan. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) per Maret 2024, jumlah penduduk miskin ekstrem di Jawa Timur masih mencapai 268.645 jiwa atau sekitar 0,66 persen dari total populasi. Angka ini menunjukkan kemajuan, mengingat pada tahun 2020, jumlahnya masih mencapai 1,8 juta jiwa atau 4,40 persen dari total penduduk.

Dalam upaya mengatasi masalah ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur baru saja menerima suntikan dana insentif fiskal senilai Rp6,2 miliar dari Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin. Dana tersebut diserahkan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Penghapusan Kemiskinan Ekstrem Tahun 2024 di Jakarta pada Rabu, 18 September 2024. 

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, menyampaikan bahwa dana insentif ini akan difokuskan untuk memperkuat penyaluran bantuan kepada masyarakat yang berada di garis kemiskinan ekstrem. 

"Kami akan mempercepat pencapaian target zero kemiskinan ekstrem pada 2024 sesuai dengan target nasional," kata Adhy.

Dia menekankan bahwa strategi utama pemerintah provinsi untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem meliputi pemenuhan kebutuhan dasar, pengurangan beban pengeluaran masyarakat, serta peningkatan pendapatan. 

"Selain itu, kami juga akan mengurangi kantong-kantong kemiskinan yang masih ada di berbagai daerah," tambahnya.

Adhy juga menyoroti pentingnya keterlibatan semua pihak, termasuk pilar-pilar kesejahteraan sosial, dalam membantu pengentasan kemiskinan di Jawa Timur.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan pesan penting kepada para kepala daerah agar memaksimalkan penggunaan dana insentif fiskal ini. Menurutnya, dana tersebut harus diarahkan pada program-program yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat miskin.

“Kami menekankan agar program ini menggunakan Data Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) agar intervensi tepat sasaran, khususnya bagi kelompok masyarakat miskin yang memiliki keterbatasan akses, lansia, dan penyandang disabilitas," ujarnya.

Lebih lanjut, Ma’ruf Amin juga menekankan pentingnya sinergi antara berbagai pihak, mulai dari kementerian, lembaga, hingga pemerintah daerah, perguruan tinggi, dunia usaha, dan sektor industri. "Dengan kerja sama yang kuat, kami yakin program pengentasan kemiskinan ini akan berhasil," tambahnya.

Wakil Presiden menutup dengan optimisme bahwa target penghapusan kemiskinan ekstrem mendekati nol persen pada tahun 2024 dapat tercapai. “Pada Maret tahun lalu, angka kemiskinan ekstrem masih di level 1,12 persen, dan kini telah turun menjadi 0,83 persen. Ini adalah perkembangan positif yang harus kita lanjutkan,” tegasnya.

Ma’ruf Amin juga mendorong agar program pengentasan kemiskinan di seluruh tingkatan pemerintahan dapat bersifat inklusif, sinergis, dan tepat sasaran. "Semoga dengan dukungan dari berbagai pihak, kita dapat menciptakan Indonesia yang bebas dari kemiskinan ekstrem," pungkasnya.

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network