SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terjun langsung ke lapangan, berkolaborasi dengan petani garam di Pamekasan untuk mengembangkan Eduwisata Garam yang unik dan edukatif. Melalui program ini, pengunjung tidak hanya bisa menikmati keindahan alam, tetapi juga memahami secara langsung proses pengolahan garam tradisional dengan teknik rekristalisasi, menciptakan pengalaman wisata yang tak terlupakan.
Proyek ini dijalankan bersama Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mutiara Saghara, salah satu BUMDes di Kabupaten Pamekasan yang sukses mengubah potensi lokal menjadi destinasi wisata edukasi.
Di sini, pengunjung akan dimanjakan dengan kegiatan susur sungai melalui hutan bakau menggunakan perahu serta penjelasan mendetail mengenai proses pemurnian garam tradisional.
Teguh Putranto, ST, MT, PhD, dosen Teknik Perkapalan ITS, memimpin tim yang terdiri dari dosen-dosen Teknik Kimia Industri dan Teknik Sistem Perkapalan untuk terus mengembangkan konsep eduwisata ini.
"Kami ingin menjadikan eduwisata garam sebagai tempat belajar yang interaktif bagi masyarakat, khususnya pelajar di daerah Pamekasan," ujar Teguh.
Menurut Warlinda Eka Triastuti, perwakilan dari tim Abmas ITS, dalam tiga tahun terakhir, mereka telah merancang peralatan desalinasi air garam yang dilengkapi teknologi canggih sebagai bentuk pengabdian masyarakat.
"Kami merancang alat desalinasi ini dengan memanfaatkan energi surya untuk memanaskan air garam hingga terbentuk kristal garam. Hasilnya, air yang diuapkan diproses lebih lanjut dengan teknologi reverse osmosis (RO) dan disterilkan menggunakan teknologi ultraviolet (UV), sehingga aman untuk dikonsumsi sebagai air minum," jelasnya.
Proyek pengabdian masyarakat ini dimulai sejak Mei 2024 dan telah melalui berbagai tahapan seperti desain peralatan, pengadaan bahan baku, manufaktur, hingga uji coba.
Pada 7 Agustus 2024 lalu, tim ITS menyerahkan alat ini kepada mitra sebagai bentuk dukungan untuk keberlanjutan produksi garam tradisional di daerah tersebut.
ITS Kolaborasi dengan Petani Garam Pamekasan, Wujudkan Eduwisata Garam Inovatif. Foto iNewsSurabaya/ist
Kepala Desa Bunder, Iswan Yanti, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada tim ITS atas inovasi teknologi yang diberikan. "Kami sangat terbantu dengan adanya alat ini, dan harapannya bisa terus digunakan untuk mendukung produksi garam di BUMDes kami," ungkapnya dengan antusias.
Dengan adanya kolaborasi ini, BUMDes Eduwisata Mutiara Saghara tidak hanya berkembang sebagai pusat produksi garam, tetapi juga menjadi tempat edukasi yang bermanfaat bagi generasi muda dan masyarakat luas.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait