SURABAYA, iNEWSSURABAYA.ID – Menjelang perayaan Lebaran, kabar mengenai krisis garam industri semakin mencuat di kalangan masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), yang menerima laporan dari berbagai perusahaan industri aneka pangan di Indonesia mengenai kelangkaan garam industri yang mengancam kelangsungan produksi mereka.
Menurut rilis resmi yang diterima, GAPMMI menyatakan bahwa stok garam industri yang tersedia saat ini hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi hingga Maret 2025. Para pemasok garam, lanjut mereka, menginformasikan adanya kendala dalam pengadaan garam industri, yang dapat berdampak pada kapasitas produksi perusahaan dan kemampuan mereka untuk memenuhi permintaan pasar.
Ketua Umum GAPMMI, Adhi S. Lukman, menegaskan pentingnya garam industri sebagai bahan baku utama dalam pembuatan produk pangan olahan seperti mi instan, seasoning, tepung bumbu, dan snack. Menurut Adhi, kelangkaan garam dapat mengganggu operasional perusahaan, terutama menjelang bulan Ramadan dan perayaan Idul Fitri.
"Industri aneka pangan sudah memberikan kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional dan menciptakan lebih dari 1,9 juta lapangan kerja (data BPS 2023). Ketidakpastian ketersediaan bahan baku seperti garam industri sangat mengkhawatirkan keberlangsungan sektor ini," kata Adhi.
Dalam pernyataannya, GAPMMI mendesak Pemerintah Indonesia untuk segera menyelesaikan masalah ini agar tidak terjadi penghentian produksi, yang dapat berimbas pada gangguan pasokan ke pasar dan merugikan masyarakat.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait