Perhatian Madrasah Diniyah Jawa Timur Meningkat, Pemprov Gelontor Rp1 Triliun dalam 5 Tahun Terakhir
SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Pj Gubernur Jawa Timur (Jatim) Adhy Karyono menegaskan, penguatan pendidikan diniyah di pesantren menjadi salah satu program prioritas karena ada lebih dari 6.600 pesantren di Jatim. Mulai dari pondok pesantren tradisional atau salaf maupun pesantren modern.
“Perhatian untuk pesantren secara nyata kita lakukan dengan memberikan Bantuan Operasional Sekolah Daerah untuk Madrasah Diniyah (Bosda Madin). Program Bosda Madin ini adalah yang dilaksanakan dalam Program Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan Diniyah dan Guru Swasta (BPPDGS),” tutur Adhy, Senin (14/10/2024).
Program tersebut sengaja digulirkan, karena Madrasah Diniyah telah ikut memberikan kontribusi besar dalam rangka meningkatkan keimanan dan kecerdasan bangsa.
“Terlebih kami di Pemprov Jatim sangat konsen mendorong peningkatan IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Sehingga BPPDGS dan Bosda Madin adalah garda terdepan dalam mendulang peningkatan SDM di lingkungan pesantren,” ujar Adhy.
Ia mengungkapkan, dengan digelontornya program BPPDGS (Bosda Madin), maka anggaran tersebut bisa digunakan untuk peningkatan kualitas operasional sekolah. Yang harapannya bisa meningkatkan kualitas belajar mengajar sehingga lulusan pendidikan atau sekolah diniyah di pesantren memiliki daya saing yang menonjol.
Adhy kemudian merinci BPPDGS atau Bosda Madin yang telah dialokasikan selama lima tahun terakhir mencapai lebih dari Rp1 triliun. Dan khusus di tahun 2024 dialokasikan sebesar Rp200.456.190.000. Alokasi itu untuk 38 Kabupaten Kota yang dilakukan dalam enam bulan pembayaran.
Lebih lanjut ditegaskan Adhy, BPPDGS atau Bosda Madin memiliki sejumlah sasaran program. Diantaranya, untuk Santri atau Warga Belajar, untuk Siswa Madrasah Diniyah Takmiliyah Ula atau Wustho, dan untuk program kejar Paket A/B dan Paket A/B Pondok Pesantren.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait