BOJONEGORO, iNewsSurabaya.id - Lembaga Manajemen Infaq (LMI) Bojonegoro telah mempelopori gerakan inovatif dalam memberdayakan masyarakat Desa Berkaho, Pungpungan, dengan memanfaatkan limbah pakaian. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga, LMI menyerahkan bantuan berupa mesin jahit dan obras pada Rabu (9/10), sebagai bagian dari program daur ulang pakaian.
Melihat lonjakan tren fashion yang turut memicu peningkatan limbah tekstil rumah tangga, LMI merespons dengan meluncurkan program "Baju Baik" yang bekerja sama dengan akademisi dari Universitas Sunan Giri Bojonegoro.
Program ini tidak hanya sekadar mengatasi masalah limbah, namun juga berambisi menciptakan peluang usaha baru melalui pengolahan limbah pakaian menjadi produk yang bernilai jual tinggi, sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Sahri, Ketua Tim Pengabdian dari Universitas Sunan Giri, menjelaskan bahwa penyerahan mesin jahit dan obras adalah langkah awal dalam memberdayakan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Berkaho.
"Kami akan melatih warga untuk mengelola limbah tekstil secara profesional, menciptakan peluang kerja baru, dan mendorong kemandirian ekonomi desa," ujarnya.
Resma, perwakilan dari LMI, menambahkan bahwa dukungan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Ditjen Diktiristek yang turut memberikan bantuan mesin jahit, sangat berarti.
"Bantuan ini memungkinkan peningkatan kapasitas produksi, membuka lapangan kerja, serta memperkuat ekonomi BUM Desa Berkaho," katanya.
Kolaborasi ini menjadi contoh nyata bagaimana limbah bisa diubah menjadi peluang ekonomi berbasis kearifan lokal, sekaligus menjadi inspirasi bagi komunitas lain untuk lebih bijak dalam mengelola limbah dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait