Mahasiswa Departemen Teknik Informatika tersebut menambahkan, siapapun bisa menyumbangkan perangkat sekolah mereka mulai dari alat tulis, buku, baju seragam, hingga barang elektronik.
“Jadi, apabila ada laptop yang sudah tidak terpakai namun masih berfungsi bisa disumbangkan juga,” ujarnya.
Akmal melanjutkan, penerima dari barang yang disumbangkan bisa berupa yayasan panti asuhan yang merupakan mitra tim Eduly ataupun perorangan yang sedang membutuhkan barang tersebut. Aplikasi Eduly akan merekomendasikan penerima yang memerlukan saat donatur akan menyumbangkan barangnya.
“Dengan begini, donatur akan langsung tahu ke mana barangnya akan pergi,” imbuhnya.
Untuk pengiriman barang, tim Eduly menyediakan dua pilihan. Donatur bisa memilih untuk mengirimkan sendiri barangnya kepada penerima, atau menggunakan fitur pick-up yang mem berikan fasilitas barang akan diantarkan tim Eduly kepada penerima. Fitur ini disediakan untuk memudahkan donatur dalam mengirimkan barang.
“Kita mau donatur tidak merasa diberatkan saat mereka ingin menyumbangkan barangnya, sehingga kami sediakan dua pilihan ini,” ungkap Akmal.
Dengan begini, orang yang tidak tahu ke mana harus menyumbangkan barang bekas sekolahnya akan semakin termudahkan. Selain itu, anak-anak yang merasa tidak bisa melanjutkan sekolah karena tidak memiliki perlengkapan pun akan berkurang.
“Hal ini tentunya akan membantu mengurangi tingkat anak putus sekolah dan diharapkan bisa meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia,” harap Akmal.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait