Sementara itu Salim Azhar mengaku bahwa penghargaan ini menjadi motivasi baginya untuk terus meningkatkan kapasitas dan kemampuannya di bidang politik.
"Saya ucapkan terima kasih kepada Forkom Jurnalis Nahdliyin yang telah memilih saya sebagai salah satu tokoh. Ini menjadi motivasi bagi saya untuk lebih meningkatkan skill dan kapasitas di politik agar teman-teman yang memilih saya ini ikut bangga dan bisa dipertanggungjawabkan ke depan," ujarnya.
Salim berharap penghargaan ini dapat menjadi inspirasi bagi kader-kader Nahdlatul Ulama (NU) lainnya untuk berkontribusi dalam membangun bangsa.
"Semoga hal ini bisa menjadi motivasi kader-kader NU lainnya," imbuhnya.
Ketua Umum PMII Kota Surabaya ketiga ini juga menuturkan, kaum muda NU terutama yang aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia mempunyai langkah panjang dalam berkarir, tidak harus terjun di kancah politik.
"Ruang gerak kader PMII tidak hanya di bidang politik. Di PMII ruangnya luas, gak harus di politik. Kader ada yang punya basic pengusaha, jurnalis, hingga politik," tegasnya.
Namun, bagi kader PMII yang ingin meniti karier di politik, Salim mengingatkan pentingnya komitmen dan istiqamah.
"Jika ingin meniti karier di politik maka harus istiqomah," imbuhnya.
Telebih, untuk menuju medan politik praktis harus memiliki mentor yang cocok. Bendahara Umum Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba) ini mengakui bahwa langkahnya tidak lepas dari peran dan bimbingan dari Abdul Halim Iskandar atau Gus Halim. Ia pun mengidolakan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, yang akrab disapa Cak Imin.
"Idola saya tetap Cak Imin, untuk mentor Gus Halim," ungkapnya. Salim juga menegaskan bahwa PKB terus membuka ruang regenerasi untuk memastikan kelangsungan partai. "Di PKB ruang regenerasi ada karena jangan sampai PKB mati," pungkasnya.
Editor : Ali Masduki