Harta kekayaan cabup Mundjidah yang dilaporkan tercatat Rp12,3 miliar. Sementara Sumrambah yang dilaporkan Rp3.094.024.700. Jika ditotal keduanya Rp 15 miliar. Itu berbanding jauh dengan paslon lain yang ditotal hampir mencapai Rp60 miliar.
"Ini gak sebanding, Pak Sumrambah ini modal nekat ya," ungkap Farizal disambut tawa lepas anak-anak muda yang menontonnya.
Selain itu, Farizal melanjutkan, dana kampanye yang dilaporkan juga jauh lebih besar dari Paslon lain. Paslon nomor urut 1 Mundjidah dan Sumrambah hanya Rp600 jutaan. Sedangkan Paslon nomor urut 2 Warsubi-Salman mencapai Rp2,7 miliar.
"Paslon lain menghadirkan Denny Caknan, NDX dan lainnya, lah Paslon ini cuma kita kita (komika)," kata Farizal membuat gelak tawa dan aplaus meriah di area kafe yang dipadati puluhan pengunjung.
Pada kesempatan itu, komika lain juga mengkritik Pemerintah Jombang era kepemimpinan Mundjidah-Sumrambah. Mereka berhasil mengurai kepadatan arus dan mempercantik alun-alun dengan cara memindahkan para pedagang ke Jl Dokter Soetomo.
"Alun-alun tidak macet, tapi di depan SMA 3 (Jl Dr Soetomo) macet total. Di sana itu kawasan sekolah, anak-anak pas pulang sore usai ekstra kulikuler menyenggol sosis (dagangan PKL) terus kena bumvu," ucapnya yang kembali membuat ngakak semua orang.
Kendati demikian, diakui juga era Mundjidah-Sumrambah banyak mendapat penghargaan MURI, namun tidak semuanya penghargaan itu menarik. Seperti penghargaan terbanyak memakai kopyah dan sarung, terbanyak makan ikan, dan terbanyak memakan nasi kikil.
Meski dikuliti habis, respons Sumrambah tak tampak ada rasa marah dan getir. Malahan dia terbawa suasana senang karena kritik yang disampaikan lewat lelucon memberikan hiburan dan masukan.
Acara itu bukan sebagai ajang menghakimi peserta, tapi sebagai cara untuk pengayaan pengetahuan. Baru pertama di Jombang, ada calon kepala daerah yang berani tampil menjadi peserta roasting. Hanya Sumrambah yang awal menjalaninya.
Sumrambah mengungkapkan roasting para komika terhadap dirinya sangat luar biasa. Menurut dia, tidak semua orang kuat menahan Roasting tersebut. "Ini paling tidak belajar untuk mendengarkan meski itu pahit. Meskipun itu sakit tapi harus dibiasakan oleh teman-teman terutama pemerintahan. Karena pemerintahan selama ini kurang berani mendengarkan suara rakyat," ungkapnya.
Ia mengatakan, pembelajaran mendengarkan itu jauh lebih sulit daripada menjawab sesuatu. Kalau mau pemerintahan itu baik, berani belajar untuk mendengarkan. "Mendengarkan suara rakyat tidak semua mengenakkan, tetapi kadang itu masukan menjadi lebih baik," katanya.
Cawabup nomor urut 1 pada Pilkada Jombang 2024 ini juga menyampaikan terima kasih atas kritikan kepada dirinya maupun pemerintahannya saat itu. Sumrambah memastikan adanya kekurangan akan dilakukan perbaikan pada periode kedua.
"Sampaikan ke teman-teman bahwa itu kekurangan pemerintahan dan harus diperbaiki untuk ke depan. Jadi gak mengada -ada, semisal kayak SMA 3 Jl dokter Soetomo tp itu kan hanya untuk sementara, tapi pasti ada penggantinya tempat lain sehìngga tidak mengganggu aktivitas anak-anak sekolah," ujar adik kandung anggota DPR-RI Sadarestuwati ini.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait