SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), menemukan kesalahan dalam data penerima bantuan uang dari pemerintah (PKH) saat mengunjungi warga Surabaya. Gus Ipul menemukan satu keluarga dengan empat anak penyandang disabilitas yang tidak mendapatkan bantuan PKH, padahal seharusnya mereka berhak menerimanya.
"Ini menunjukkan pentingnya data yang benar. Kita menemukan keluarga yang seharusnya masih mendapat bantuan, malah tidak dapat lagi. Apalagi keluarga ini punya anak-anak yang punya kebutuhan khusus," terangnya.
Keluarga yang dimaksud adalah keluarga Bambang Sasmito (41) dan Tita Riama (38) di Surabaya. Mereka punya empat anak: Tabitha Nurul Aini (16 tahun), Miftahul Huda (12 tahun), dan Hanum Putri Ramadhani (6 tahun).
Ketiga anak mereka mengalami Cerebral Palsy, sehingga mereka tidak bisa bergerak seperti anak-anak normal lainnya. Anak bungsu mereka, Idangmas Gale Kamandaru (1 tahun), juga mengalami keterlambatan tumbuh kembang.
Gus Ipul menjelaskan bahwa keluarga Bambang sebelumnya menerima bantuan PKH, tapi kemudian dihentikan. Alasannya, data keluarga Bambang dianggap tidak memenuhi syarat karena tidak punya komponen PKH. Padahal, salah satu syarat untuk mendapatkan bantuan PKH adalah memiliki anggota keluarga yang penyandang disabilitas.
"Jadi, keluarga Pak Bambang seharusnya tetap mendapat bantuan. Ini harus kita perbaiki. Kita harus memastikan data kita benar," tegasnya.
Gus Ipul juga mengkritik kinerja para pendamping PKH. Ia menilai pendamping harusnya tahu data bantuan yang diterima keluarga penerima manfaat (KPM) dan kondisi kehidupan mereka.
"Saya sempat ngobrol dengan beberapa pendamping PKH. Mereka kenal keluarga yang dibantu, tapi tidak tahu persis masalah yang dihadapi keluarga itu. Ini juga masalah," jelasnya.
Gus Ipul menuturkan bahwa pendamping punya peran penting dalam membantu keluarga mendapatkan kesejahteraan. Pendamping yang memahami kebutuhan keluarga bisa membantu mereka dengan baik.
"Tapi, jika pendamping tidak memahami kondisi keluarga, program bantuan akan sulit berjalan lancar," tandasnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait