Ia menambahkan bahwa sinkronisasi dan harmonisasi dengan mitra pengguna, termasuk pengelola pelabuhan, sangat diperlukan untuk menjaga keberlangsungan operasional stasiun yang sudah dibangun.
Salah satu poin penting yang dibahas dalam FGD ini adalah pembentukan Konsorsium Pasang Surut (KomPas) Indonesia.
Mohamad Arief Syafii, menjelaskan bahwa konsorsium ini nantinya akan menjadi wadah bagi para produsen dan pengguna data pasang surut untuk berkolaborasi dan memperkuat pemanfaatan data secara nasional.
"Sebagai wali data, BIG memandang penting untuk duduk bersama instansi terkait guna merencanakan keberlanjutan dan pemanfaatan data pasang surut yang lebih luas," jelas Arief Syafii.
Harapannya, konsorsium ini dapat berfungsi sebagai jembatan kolaborasi dan menjadi platform bertukar informasi dalam memaksimalkan manfaat data pasang surut, baik untuk keperluan mitigasi bencana maupun pengembangan riset.
Acara ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan dari berbagai sektor, mulai dari Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hingga akademisi dari universitas di Jawa Timur. Diskusi dalam FGD berlangsung intensif, membahas berbagai topik strategis yang terbagi dalam tiga sesi, termasuk presentasi rencana pembentukan Konsorsium Pasang Surut Indonesia.
Tak hanya diskusi, peserta FGD juga melakukan kunjungan lapangan ke Stasiun Pasang Surut di Taddan, Sampang. Kunjungan ini bertujuan untuk melihat langsung operasional alat pengamatan muka air laut serta proses pengukurannya.
Dengan semakin rapatnya jarak antarstasiun pasang surut, data yang diperoleh akan lebih akurat dalam memperbarui model pasang surut dan datum pasang surut. Hal ini diharapkan dapat mendukung ketepatan peringatan dini bencana yang berpotensi menyelamatkan banyak nyawa.
Langkah ini menunjukkan komitmen BIG dan seluruh mitra terkait untuk terus memperkuat sistem mitigasi bencana di Indonesia. Di tengah risiko bencana alam yang tinggi, upaya ini diharapkan mampu meningkatkan kesiapsiagaan nasional dan mempercepat respon dalam menghadapi potensi gempa dan tsunami.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait