Setelah itu, pasien bisa langsung memasukkan jari dan mendekatkan pada sensornya, lalu menunggu sekitar 10 detik untuk mengetahui hasilnya.
“Hasilnya nanti akan tampak di layar dan tersambung langsung di website monitoringsaturasi.online, sesuai dengan nama yang sudah diinputkan sebelumnya,” lanjutnya.
Jika hasil saturasi di bawah 90%, alat akan otomatis berbunyi dan memberi peringatan.
Alat yang dirancang Rizky selama kurang lebih empat bulan ini sudah diujicobakan pada beberapa rekannya, dan nilai akurasinya mencapai 99%.
Ia mengungkapkan harapannya semoga alat ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas, khususnya di bidang kedokteran dan rumah sakit. “Jadi, dokter atau nakes tidak perlu lalu lalang ke rumah pasien isoman untuk menghindari terpapar Covid-19. Dengan alat ini pasien bisa mengukur sendiri saturasinya dan dipantau oleh nakes,” ungkap Rizky.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait