Fakultas Farmasi UNAIR Dorong Desa Pulungdowo Menuju Desa JAREH dengan Pojok Herbal

Ali Masduki
Tim pengabdian masyarakat memberikan materi mengenai manfaat tanaman obat, khususnya jahe dan sereh, serta pelatihan pembuatan produk herbal yang benar. Foto/Tim Pengmas

Program ini terdiri dari dua kegiatan utama. Pertama, tim pengabdian masyarakat memberikan materi mengenai manfaat tanaman obat, khususnya jahe dan sereh, serta pelatihan pembuatan produk herbal yang benar. Materi ini disampaikan oleh Prof. Dr. apt. Wiwied Ekasari, M.Si., dan apt. Suciati, S.Si., Mphil., Ph.D. 

Kedua, peserta program menerima buku dan modul penggunaan tanaman obat yang diletakkan di rak etalase di sudut lahan Pojok Herbal. Lahan ini sebelumnya telah ditanami berbagai jenis tanaman herbal yang tumbuh dengan baik.

Dalam pelatihan pembuatan produk herbal, diterapkan metode Experimental Learning, di mana peserta diajak untuk langsung mempraktikkan pembuatan simplisia, teh celup Jarecang, dan daun kelor.

Kepala Desa Pulungdowo, Jangkung Abdi Prayugo, menyambut baik inisiatif ini. “Program ini sejalan dengan rencana pengembangan UMKM desa dan kami berharap hasilnya dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi warga Desa Pulungdowo, terutama dalam peningkatan perekonomian masyarakat yang menuju desa ‘JAREH’,” ujar Kepala Desa.

Budi Heru Priono, Ketua RW 03, juga mengungkapkan antusiasmenya terhadap program ini. “Sebelumnya, warga hanya mengenal nama tanaman saja. Sekarang, kami dapat mengolahnya menjadi berbagai macam produk dan membawa perubahan perekonomian warga meningkat,” ungkap Bapak Budi. 

“Kami berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan,” sambungnya.

Dana program pengabdian masyarakat ini diperoleh dari RKAT Universitas Airlangga melalui skema Program Pengembangan Desa Binaan (PPDB) tahun 2024. Program ini merupakan aplikasi dari Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam aspek pengentasan kemiskinan, kesehatan, dan kesejahteraan, serta pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.

Diharapkan Pojok Herbal di Desa Pulungdowo dapat menjadi pusat informasi dan edukasi mengenai tanaman obat. Melalui pelatihan yang diberikan, masyarakat desa dapat mengembangkan dan mengolah tanaman obat menjadi produk kesehatan yang memiliki nilai jual kompetitif dan berkontribusi pada aset ekonomi desa

Editor : Ali Masduki

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network