Kedua, harus melakukan sebuah gerakan literasi yang luwes dan lugas. "Misalkan mewajibkan seluruh siswa membaca 15-30 menit sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai di pagi hari, serta mengintegrasikan literasi ke dalam pembelajaran. Bukan lagi sibuk dengan festival-festival literasi yang sifatnya ceremonial," cetusnya.
Ketiga, tambah dia harus dibangun budaya literasi dengan apresiasi atau penghargaan atas kemajuan literasi peserta didik. Yakni, membiasakan hadiah berupa buku, jadwal kunjungan rutin ke perpusatkaan, membiasakan dan menugaskan anak untuk membaca, melakukan kegiatan menulis setelah membaca atau meresume buku.
"Serta tidak mendominasi proses pembalajaran dengan menerangkan. Melainkan dengan memberikan ruang dan penugasan membaca, melaksanakan bedah buku secara rutin, serta melibatkan semua stakeholder dalam membangun tradisi membaca," imbuh anggota Fraksi PKS ini.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait