Dosen yang menjabat Ketua Prodi Magister Administrasi Publik Untag Surabaya ini juga mengkritisi mengenai adanya ketidakstabilan politik berdampak pada nilai ekonomi. “Terbukti pada konflik yang melibatkan banyak negara akan berimbas pada ekonomi. Misalnya terjadi fluktuasi, mata uang terdegradasi. Kurs mata dolar akan mengalami fluktuasi,” ujarnya.
Ditemui di tempat terpisah Dr. Slamet Riyadi, M.Si., Ak., CA. menyoroti dampak konflik dari sektor ekonomi. Senada dengan Prof. Agus, Slamet setuju bahwa konflik tersebut berdampak luas. “Bicara masyarakat dunia maka setiap kebijakan yang diberikan akan berdampak baik dari sisi ekonomi, politik maupun kebijakan yang lain. Tak hanya fluktuasi mata uang, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini menyebutkan, transaksi ekspor impor dapat terganggu. “Namun selama transaksi ekspor impor tidak melibatkan Indonesia maka sepanjang itu pula kondisi Indonesia aman,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Slamet berharap Indonesia tak berfokus pada dampak negatif dari konflik. Menurutnya, kreativitas pemerintah dituntut untuk pengembangan dan melindungi masyarakat. Indonesia diuntungkan dengan masyarakat yang ramah produktif dan kreatif pula sehingga masih mungkin untuk survive. Dampak konflik, pasti didapatkan, namun antisipasi menjadi prioritas. “Yang bisa dilakukan Indonesia adalah memberdayakan UMKM, itu pilihan yang tepat karena UMKM dari masyarakat lalu pengelola dan pengembangan pun dari kita untuk kemaslahatan kita sendiri. UMKM perlu dikembangkan untuk menjadi lebih besar,” tutupnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait