JAKARTA, iNEWSSURABAYA.ID – Persoalan royalti lagu yang melibatkan penyanyi ternama Agnez Mo kini tengah menjadi sorotan publik. Kasus pelanggaran hak cipta atas lagu Bilang Saja karya Ari Bias, yang menyeret nama Agnez Mo, memicu perdebatan hangat di kalangan netizen. Tak hanya Agnez Mo, vokalis band Gigi, Armand Maulana, turut memberikan pandangannya terkait kasus ini.
Menurut keputusan Majelis Hakim, Agnez Mo terbukti bersalah dalam kasus pelanggaran hak cipta dan diwajibkan membayar ganti rugi sebesar Rp1,5 miliar kepada Ari Bias. Putusan ini memunculkan beragam pendapat dari netizen, dengan banyak yang merasa terkejut dengan ketegasan hukum yang diberikan.
Melalui akun Instagram pribadinya yang dikutip Okezone, Armand Maulana menyampaikan keprihatinannya terhadap situasi yang terjadi. Dalam postingan tersebut, Armand mengungkapkan bahwa hubungan antara penyanyi dan pencipta lagu yang seharusnya harmonis kini justru berujung pada perselisihan hukum.
“Dulu, penyanyi dan pencipta lagu adalah teman, sahabat, saudara yang bersinergi untuk menghasilkan karya terbaik. Tapi sekarang malah berseberangan sampai masuk ke ranah pengadilan. Buat saya, ini sangat memprihatinkan,” tulis Armand dalam unggahannya pada Rabu (5/2/2025).
Armand menilai bahwa masalah ini bukan hanya sekadar konflik antara Agnez Mo dan Ari Bias, namun bisa membawa dampak buruk bagi industri musik Indonesia secara keseluruhan.
“Ini bukan hanya soal Agnez Mo dan Ari Bias, tapi lebih dari itu. Jika dibiarkan, masalah ini bisa membuat insan musik saling bermusuhan, saling sikut, dan merusak ekosistem musik yang baru saja mulai berbenah,” lanjut Armand, yang juga menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan dalam dunia musik Indonesia.
Vokalis band Gigi ini juga mengingatkan bahwa kejadian seperti ini berpotensi membawa industri musik Indonesia kembali ke masa-masa suram di era 70-80an, di mana banyak musisi yang dirugikan dan tidak mendapatkan hak mereka secara adil.
“Industri musik kita baru mulai berkembang, meskipun masih jauh dari kata sempurna. Jangan sampai kembali ke era 70-80an, di mana banyak musisi yang tidak mendapatkan hak mereka dengan layak,” tegas Armand.
Sebagai solusi, Armand mengajak seluruh pihak yang terlibat dalam industri musik, termasuk pemerintah, untuk duduk bersama dan mencari jalan keluar terbaik. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara penyanyi, pencipta lagu, promotor, event organizer, Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN), hingga pemerintah untuk memperbaiki kondisi yang ada.
“Ayo kita ngobrol bareng untuk memperbaiki industri musik Indonesia. Ini bukan hanya soal penyanyi dan pencipta lagu, tapi juga melibatkan promotor, event organizer, LMKN, hingga pemerintah,” pungkas Armand.
Kasus Agnez Mo dan Ari Bias mencuatkan isu besar mengenai hak cipta dan royalti dalam industri musik Indonesia. Menurut Armand Maulana, masalah ini harus dijadikan momentum untuk bersama-sama memperbaiki ekosistem musik agar tidak terpuruk kembali ke era ketidakadilan bagi para musisi. Diperlukan kolaborasi antara semua pihak untuk memastikan bahwa hak-hak pencipta lagu dan musisi dihargai dengan adil.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait