BPI Danantara menargetkan kerja sama dengan beberapa negara yang memiliki keunggulan di berbagai sektor industri dan teknologi, di antaranya: Tiongkok: Investasi dalam industri manufaktur, transportasi pintar, kendaraan listrik (EV), serta energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan nuklir fusi; Singapura: Fokus pada industri manufaktur berbasis teknologi tinggi dan farmasi; Amerika Serikat & Eropa: Investasi di sektor infrastruktur dan industri digital; dan Jepang: Pengembangan industri otomotif, elektronik, dan manufaktur canggih, termasuk investasi dalam kendaraan listrik (EV).
"Dengan kebijakan investasi yang agresif serta regulasi yang kondusif, BPI Danantara diharapkan mampu menarik modal besar guna mendukung proyek prioritas nasional," jelas Murpin.
BPI Danantara ditargetkan mampu mengelola aset dari sejumlah BUMN besar, termasuk Bank Mandiri, BRI, BNI, PLN, MIND ID, Pertamina, dan Telkom Indonesia, dengan total aset yang diperkirakan mencapai $600 miliar dan modal awal Rp1.000 triliun (sekitar $61 miliar).
Dengan strategi investasi yang tepat, lembaga ini diharapkan dapat:
- Meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8% per tahun.
- Menguatkan nilai tukar rupiah hingga Rp5.000 per dolar dalam 5-10 tahun ke depan.
- Menciptakan jutaan lapangan kerja baru di berbagai sektor industri.
Untuk menjalankan mandatnya, BPI Danantara akan membutuhkan tenaga ahli di berbagai bidang, termasuk:
- Ekonomi & Keuangan – Analisis investasi dan pengelolaan portofolio.
- Teknik & Infrastruktur – Pengembangan proyek strategis.
- Energi & Sumber Daya Alam – Manajemen sektor energi dan pertambangan.
- Teknologi Informasi – Transformasi digital dan inovasi industri.
- Hukum & Regulasi – Kepatuhan hukum dan mitigasi risiko investasi.
"BPI Danantara memiliki peran strategis dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional melalui investasi berkelanjutan di berbagai sektor prioritas," pungkas Murpin.
Dengan visi yang ambisius dan strategi investasi yang matang, BPI Danantara diharapkan menjadi pilar utama dalam menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi global di masa depan.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait