Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, menyampaikan bahwa pengukuhan ini menjadi bukti konsistensi Untag dalam meningkatkan kualitas akademik dan kontribusi keilmuan.
"Alhamdulillah, hari ini kita mengukuhkan tiga guru besar baru, sehingga totalnya menjadi 25. Kami terus mendorong para dosen yang memenuhi syarat untuk meraih gelar Guru Besar, sebagai bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menargetkan bahwa pada tahun 2025, Untag Surabaya dapat melahirkan 10 Guru Besar baru, dengan dukungan penuh dari universitas maupun pemerintah.
Tiga Guru Besar baru resmi dikukuhkan di Untag Surabaya dalam upacara akademik yang penuh momen unik. Dari salah sebut nama rektor hingga sindiran asam sulfat yang viral. Foto iNEWSSURABAYA/arif
Dalam pengukuhannya, Prof. Dr. Ida Aju Brahma Ratih, MBA, MM menyampaikan orasi ilmiah bertajuk "Pengaruh Kepemimpinan Profetik terhadap Ketaatan kepada Kiai dan Komitmen Organisasi di Pesantren".
Menurutnya, Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia memiliki 26.975 pesantren dengan lebih dari 2,58 juta santri (berdasarkan data Kementerian Agama RI).
"Studi ini menyoroti bagaimana kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, yang berlandaskan keadilan dan kebijaksanaan, menjadi model utama dalam membentuk karakter dan komitmen santri di pesantren," jelasnya.
Penelitian ini juga menyoroti peran kepribadian guru dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan efektif, sejalan dengan tantangan pendidikan modern.
Dengan bertambahnya tiga guru besar ini, Untag Surabaya semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu kampus swasta terdepan dalam pengembangan akademik di Indonesia. Dukungan terhadap penelitian dan pengabdian masyarakat terus diperkuat, menjadikan Untag sebagai pusat inovasi keilmuan yang berdaya saing tinggi.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait