SURABAYA, iNEWSSURABAYA.ID - PT Nestlé Indonesia tahun ini mengalokasikan anggaran Rp1,5 miliar untuk pengadaan vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang akan ditujukan bagi sekitar 70.000 ekor sapi perah. Saat wabah PMK tahun 2022 lalu, produsen makanan dan minuman multinasional itu menggelontorkan anggaran vaksin PMK mencapai Rp7 miliar.
Head of Sustainable Agri PT Nestlé Indonesia, Syahrudi mengatakan, vaksinasi rencananya akan dilakukan dua kali dalam setahun. Di Jatim, wilayah pengembangan peternak sapi perah lokal yang bermitra dengan Nestlé saat ini tersebar di 14 kabupaten dan dua kabupaten di Jawa Tengah. “Anggaran yang kami alokasikan bukan hanya untuk pengadaan vaksin, tapi juga obat-obatan dan juga vitamin,” katanya, Rabu (12/2/2025).
Ia menambahkan, mengatasi penyebaran virus PMK memerlukan kolaborasi yang kuat dengan dinas peternakan setempat dan tenaga vaksinator. Baik yang berasal dari universitas maupun dari persatuan dokter hewan, dan pihak-pihak terkait lainnya. “Kami terus melakukan pendampingan dan edukasi pada peternak untuk mencegah penyebaran penyakit lebih luas,” terangnya.
Adanya wabah PMK, kata dia, sangat berdampak terhadap produksi dan pasokan susu ke PT Nestlé Indonesia. Saat wabah PMK tahun 2022 lalu, produksi dan pasokan susu ke PT Nestlé Indonesia turun hingga 20%. Namun saat ini sudah berangsur normal. “Saat ini pasokan susu sapi perah ke PT Nestlé sekitar 360.000 kilogram per hari. Jumlah susu itu didapat dari 14.000 peternak,” tandas Syahrudi.
Sejak 1 Desember 2024 hingga 30 Januari 2025, tercatat 18.721 kasus PMK di Jatim. Rinciannya, 10.670 ekor ternak masih sakit (57%), 6.616 ekor ternak sembuh (35%) dan 984 ekor ternak mati (5,1%). Wabah ini hampir menyebar ke seluruh kabupaten/kota di Jatim, dengan pengecualian Kota Surabaya, Kota Mojokerto, dan Kota Pasuruan. Kasus terbanyak terjadi di Lamongan, Jombang, Jember, Pacitan dan Kediri. “Sebagian besar, sapi yang terkena PMK adalah sapi potong. Kalau sapi perah relatif kecil karena sebagian besar sudah divaksin,” ungkap Syahrudi.
Disisi lain, PT Nestle Indonesia terus menjaga kemitraan dengan peternak. Hal ini bertujuan mendongkrak perekonomian daerah dan nasional. Salah satunya dengan melakukan pendekatan yang berbeda dari industri pengolahan susu lainnya, yakni dengan menjadikan peternak sebagai mitra.
"Kalau Nestle itu bentuknya bermitra ya, bermitra dengan Koperasi Unit Desa (KUD) dan bermitra dengan peternak. Jadi memang sudah ada kesepakatan antara peternak dan kita," kata Direktur Corporate Affairs & Sustainability PT Nestle Indonesia, Sufintri Rahayu.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim telah mendistribusikan bantuan sebanyak 870.000 dosis vaksin PMK ke sejumlah kabupaten/kota di Jatim. Hingga saat ini Jatim telah mengantongi total 2,2 juta dosis. Sementara, kebutuhan vaksin PMK di Jatim setiap tahunnya mencapai 6,6 juta dosis. Sehingga masih diperlukan 4,4 juta dosis vaksin guna menekan laju penyebaran wabah PMK.
Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono mengimbau seluruh Pemerintah Kab/Kota di Jatim agar bisa mengalokasikan APBD-nya sebagai upaya penanggulangan wabah PMK di wilayah masing-masing. Adhy juga mengajak masyarakat terutama para peternak untuk bisa melakukan vaksinasi mandiri bagi hewan ternaknya. “Pusvetma (Pusat Veteriner Farma) di Jatim telah menyediakan vaksin dengan harga terjangkau. Harapannya, peternak bisa ikut melakukan vaksinasi secara mandiri,” ujarnya.
Data Dinas Peternakan Provins Jatim menunjukkan, Jatim menjadi provinsi dengan populasi sapi potong dan perah terbanyak mencapai 3,3 juta ekor. Angka itu telah berkontribusi sebesar 62% untuk sapi perah dan 28% untuk sapi potong dari total populasi nasional. "Kami memastikan bahwa langkah-langkah yang dilakukan dan disarankan oleh Kementan (Kementerian Pertanian) kita lakukan. Kalau ternak di Jatim itu selesai vaksinasinya maka berdampak ke provinsi lain," ujar Adhy.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Dr. Drh. Agung Suganda mengatakan, bantuan vaksin PMK ini merupakan bentuk komitmen pemerintah pusat dan daerah untuk pengendalian wabah PMK di Indonesia. Dari alokasi vaksin nasional sebanyak 4 juta dosis, 1,7 juta diberikan kepada Jatim. “Harapannya agar Jatim bisa segera mengendalikan kasus PMK agar Jatim tetap menjadi lumbung ternak nasional,” katanya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait