SURABAYA - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pangan memutuskan untuk mengimpor 200.000 ton gula mentah dalam rapat koordinasi pada 12 Februari 2025. Kebijakan ini menuai respons dari berbagai pihak, terutama petani tebu yang khawatir akan dampaknya terhadap harga gula domestik.
Aji Kurniawan, Sekretaris DPD Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) RNI 1 Jawa Timur, menyatakan kekhawatirannya. Menurutnya, kebijakan impor gula akan berdampak buruk pada petani, terutama menjelang panen raya tebu yang dimulai April mendatang.
"Impor gula akan membuat harga di pasaran anjlok. Ini jelas tak diinginkan petani," ujarnya.
Aji menyampaikan hal ini saat menerima penghargaan Tokoh Nahdliyin Inspiratif 2024 di Surabaya pada Senin (3/2). Dalam kesempatan tersebut, ia menegaskan bahwa pihaknya akan segera menyampaikan aspirasi petani kepada pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian, untuk menunda rencana impor dan lebih memaksimalkan produksi gula dalam negeri.
"Impor mungkin solusi cepat untuk mengatasi kelangkaan, tapi bukan solusi jangka panjang. Pemerintah seharusnya fokus pada peningkatan produktivitas petani," tegas Aji.
Alumni IPNU Jawa Timur ini juga meminta kebijakan pemerintah untuk lebih pro-petani. Menurutnya, pemerintah seharusnya memberikan dukungan seperti subsidi pupuk murah, mekanisasi alat pertanian, dan bantuan modal usaha.
"Pemerintah Prabowo-Gibran sudah berkomitmen mendukung ketahanan pangan. Kebijakan ini yang harus segera direalisasikan," tambahnya.
Aji juga menyoroti pentingnya regenerasi petani. Saat ini, mayoritas petani adalah orang tua, sehingga ia mengajak anak muda untuk terjun ke sektor ini.
"Jumlah petani muda yang terjun ke sektor pertanian masih sedikit. Kalau bukan kita yang peduli, siapa lagi?" ujarnya.
Ia pun menceritakan pengalamannya belajar langsung ke Thailand, di mana industrialisasi pertanian berkembang pesat. "Beberapa poin penting yang saya dapat adalah penggunaan alat modern, pengecekan pH tanah, dan kebijakan pemerintah yang mendukung petani," ungkapnya.
Sebagai alumni Magister Ilmu Komunikasi Universitas Dr. Soetomo (Unitomo), Aji mengutip pesan dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy'ari, tentang ketahanan pangan.
"Pak tani itu pahlawan bangsa. Sektor pertanian tidak bisa digantikan, meski teknologi dan digitalisasi semakin marak," tegasnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait