SURABAYA, iNEWSSURABAYA.ID – PT Pelindo Terminal Petikemas mencatatkan kinerja positif di awal tahun 2025. Sepanjang triwulan I (Januari–Maret), arus peti kemas meningkat sebesar 6,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Volume arus kontainer mencapai 3,15 juta TEUs, naik dari 2,96 juta TEUs pada kuartal I 2024.
Corporate Secretary Pelindo Terminal Petikemas, Widyaswendra, menjelaskan bahwa arus peti kemas tersebut terdiri atas 1,02 juta TEUs peti kemas internasional dan 2,13 juta TEUs domestik. Arus kontainer internasional tumbuh signifikan sebesar 14,83 persen, sementara arus domestik naik 3,02 persen secara tahunan (year-on-year).
Pertumbuhan arus peti kemas internasional didorong oleh peningkatan kunjungan kapal internasional di Terminal Petikemas Surabaya (TPS) yang terealisasi sebanyak 249 kunjungan, melebihi target awal 239 kunjungan.
Kontribusi positif juga datang dari Terminal Petikemas Semarang (TPK Semarang), yang mencatat tambahan tujuh kunjungan kapal selama Januari–Maret 2025. TPK Semarang menunjukkan lonjakan ekspor ke berbagai negara, seperti Amerika Serikat (28%), Korea Selatan (21%), dan Jepang (15%).
“Secara total, arus peti kemas ekspor tumbuh 15,93 persen, sementara impor naik 12,3 persen,” ujar Widyaswendra.
Untuk peti kemas domestik, lonjakan terjadi seiring meningkatnya permintaan logistik selama bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri. Momentum ini mendorong aktivitas pengiriman barang kebutuhan pokok di berbagai wilayah Indonesia.
Pertumbuhan ini juga selaras dengan meningkatnya aktivitas industri dan jasa logistik, khususnya di Jawa Tengah dan sekitarnya yang mencatat pertumbuhan hingga 20 persen.
Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jateng–DIY, Teguh Arif Handoko, menyebut pertumbuhan industri menjadi pendorong utama peningkatan arus logistik.
Namun, ia juga menyoroti tantangan operasional, seperti keterbatasan armada truk dan antrean panjang di depo kontainer, khususnya saat akhir pekan.
Ia mendorong depo logistik untuk beroperasi 24 jam, 7 hari seminggu (24/7) demi efisiensi pengiriman.
Salah satu pelaku industri logistik, Gateway Container Line, juga mencatatkan kinerja positif di awal 2025. Branch Manager untuk wilayah Jateng-DIY, Arifin, menyebutkan bahwa volume ekspor kargo LCL (Less than Container Load) naik drastis hingga 83 persen, sementara impor tumbuh 42,15 persen.
Pertumbuhan ini turut mengerek pendapatan perusahaan sebesar 31 persen (year-on-year). “Lonjakan aktivitas di pelabuhan sangat mencerminkan peningkatan permintaan jasa logistik dari sektor industri,” kata Arifin.
Hal serupa terjadi di Jawa Timur. Ketua ALFI Jatim, Sebastian Wibisono, mengungkapkan bahwa Pelabuhan Tanjung Perak mengalami peningkatan arus peti kemas yang signifikan, baik untuk ekspor-impor maupun logistik antar-pulau.
“Pertumbuhan industri logistik di Jawa Timur kami perkirakan mencapai 15–20 persen,” ungkap pria yang akrab disapa Wibi tersebut.
Menurut Wibi, Tanjung Perak sebagai hub utama kawasan timur Indonesia memainkan peran vital dalam rantai pasok nasional, seiring meningkatnya efisiensi dan kebutuhan pengiriman barang antar wilayah.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
