SURABAYA, iNews.id - Tidak mau disalip mekarnya bunga sakura di kota Jeonju, Korea Selatan, Diba Eriestantia meluncur ke negara hanbok tersebut pada awal tahun 2022 ini.
Sebagai penerima beasiswa Jeonbuk National University (JBNU) Spring Exchange 2022, Diba menjalani satu semester belajar di Korea Selatan bersama mahasiswa setempat maupun mahasiswa internasional.
Diba mengaku kagum dengan kultur pop Korea Selatan sejak kecil. Kesempatan student exchange menjadi salah satu perwujudan kecintaannya.
Dirinya juga terbuka dengan peluang bekerja di perusahaan multinasional asal Korea Selatan atau kedutaan besar di sana.
Dinamika Hidup di Jeonju
“(Kalau, Red) karantina untuk warga asing, Alhamdulillah-nya, sih, diakomodasi well, ya. Kebutuhan apapun langsung disediakan dengan baik,” kata Diba mengapresiasi layanan yang ia terima selama berada di asrama mahasiswa.
Calon sarjana Hubungan Internasional (HI) Universitas Airlangga (UNAIR) tersebut bercerita bahwa ia turut mendapatkan kesempatan vaksin booster Pfizer. Warga asing dapat mendapatkan booster tersebut di pusat kesehatan masyarakat.
Kebijakan itu, Diba akui, sangat menguntungkan. Lantaran, sebagian besar tempat umum di sana memerlukan bukti kelengkapan vaksin pengunjung sebagai akses masuk.
“Efektivitas waktu juga menjadi ciri khas masyarakat di sana,” tambah penggemar boyband K-Pop NCT tersebut. Sikap ini tidak hanya tercermin dari kehidupan sehari-hari. Layanan dari institusi pun turut memprioritaskan hal tersebut.
“Di sini semuanya serba cepet. Dari cara orang jalan sampai segi service. Misalnya waktu heater kamar aku rusak dan aku langsung kasih tahu pihak kampus, besok paginya ada petugas dateng dan dibenerin,” tutur Diba yang menjalani studi mulai Maret sampai Juni 2022 tersebut.
Manfaatkan Kesempatan Belajar di Korea
Pada student exchange itu Diba memilih fokus studi pengaruh dinamika global terhadap masyarakat Korea Selatan. Mata kuliah Understanding of 20th Century of South Korean Society: Colonial Rule, Cold War and Democracy menyediakan segala yang diperlukan seputar fokus studi Diba.
Selain berkegiatan secara akademik, Diba juga mengikuti kursus bahasa Korea untuk penutur asing. Kursus ini meliputi latihan bicara, mendengar, dan membaca dalam bahasa Korea.
Diba menekankan pentingnya persiapan dokumen sertifikat bahasa asing untuk pertukaran pelajar. Sertifikasi bahasa asing seperti ELPT atau TOEFL sering sekali dibutuhkan sebagai persyaratan.
Tidak hanya mengutamakan ilmu sosial, Jeonbuk juga membuka kesempatan bagi mahasiswa ilmu alam.
“Anak (jurusan, Red) saintek (sains dan teknologi, Red) pun bisa ikut karena ada jurusan yang mendukung. Misalnya mata kuliah seperti data science dan solar engineering,” ujar perempuan asal Riau tersebut.
Tidak hanya dalam periode musim semi, JBNU juga membuka program pertukaran mahasiswa di musim dingin. Program ini, kata Diba, mengakomodasi biaya kuliah, asrama, dan jatah makan tiga kali sehari dari Senin hingga Jumat. Sementara keperluan pribadi lainnya ditanggung oleh peserta.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait