SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Festival Sinema Kita (FSK) 2025 menjadi panggung penting bagi isu kemanusiaan global dengan memutar film dokumenter Road to Resilience dan menggelar bedah buku Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah karya Dr. Noor Huda Ismail. Bertempat di Balai Pemuda Surabaya, acara ini mengajak publik untuk melihat lebih dalam realitas yang dihadapi ratusan WNI, termasuk perempuan dan anak-anak, yang terjebak di kamp pengungsian Suriah.
Film dan buku tersebut menghadirkan narasi kuat tentang krisis kemanusiaan yang selama ini luput dari sorotan media arus utama. Dengan pendekatan berbasis riset dan empati, karya ini menembus batas hukum dan politik untuk menunjukkan sisi kemanusiaan dari konflik yang kompleks.
Salah satu sosok sentral dalam film Road to Resilience adalah Febri Ramdani, pemuda Indonesia yang terjerumus janji manis ISIS demi menyusul sang ibu ke Suriah. Selama 300 hari berada di zona konflik, Febri akhirnya berhasil kembali ke tanah air dan memulai perjalanan baru dalam hidupnya.
“Selama hampir setahun saya mengisolasi diri, takut keluarga tahu dan terkena stigma,” ujar Febri dalam sesi diskusi. Kini, ia berhasil bangkit, menyelesaikan studi S1 di Universitas Pamulang, dan hidup bersama keluarganya di Depok.
Film berdurasi 37 menit ini disutradarai oleh Ani Ema Susanti, sineas pemenang Piala Citra 2011, dan diproduksi selama tujuh tahun. Dokumentasi panjang ini menangkap proses repatriasi dan reintegrasi Febri sebagai bukti nyata bahwa seseorang bisa kembali pulih dari ekstremisme.
“Film ini adalah pengingat bahwa siapa pun bisa terseret ekstremisme, tapi siapa pun juga bisa bangkit,” tegas Ani Ema.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
