Stunting di Jatim Masih 14,7 Persen, Khofifah: Perbaikan Terus Dilakukan

Lukman Hakim
Kader kesehatan Posyandu Anggrek I RW 8 Kelurahan Keputih Surabaya, melakukan pemeriksaan balita di Keputih Tegal Timur, Surabaya. Foto: iNewsSurabaya/Ali Masduki

Intervensi yang dilakukan Pemprov Jatim selama ini meliputi program perhatian pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan atau HPK, pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting atau TPPS, dan adanya Forum Peningkatan Konsumsi Ikan atau Forikan. 

Meski begitu, mantan Menteri Sosial RI ini tidak menampik bahwa masih banyak ruang untuk perbaikan. Sehingga, penurunan angka stunting ini dapat memotivasi dan membuka jalan ke penurunan yang lebih signifikan di masa depan.

"Target kita tentu tidak akan lagi ada anak-anak stunting di Jatim. Setiap keluarga, setiap anak, berhak mendapatkan hidup yang layak di mana mereka bisa bertumbuh kembang secara normal dan menjadi calon-calon pemimpin Indonesia,” terangnya. 

Sementara itu, data SSGI juga menunjukkan, angka stunting nasional mengalami penurunan. Dari 21,5 persen pada 2023 menjadi 19,8 persen pada 2024. 

Terdapat enam provinsi dengan jumlah balita stunting terbesar, yaitu Jawa Barat (638.000 balita), Jawa Tengah (485.893 balita), Jatim (430.780 balita), Sumatera Utara (316.456 balita), Nusa Tenggara Timur (214.143 balita), dan Banten (209.600 balita).

Editor : Ali Masduki

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network