Meski tidak bertugas langsung sebagai Babinsa, Mayjen Rudy menjalankan peran kepemimpinan yang membina dan mengawasi para Babinsa di wilayah Kodam V/Brawijaya.
Hadi Wardoyo menjelaskan bahwa lukisan QR Art yang diberikan kepada Mayjen Rudy bukan sekadar karya visual biasa. Lukisan ini mengandung jejak digital yang dapat diakses dengan memindai QR code menggunakan kamera atau Google Lens pada perangkat digital.
QR Art merupakan bentuk peradaban digital yang merekam jejak melalui seni dan teknologi, secara otomatis memperbarui informasi terkait berita dan data yang ada di Google.
“QR Art merekam jejak digital melalui seni dan teknologi, berinteraksi secara otomatis dengan berita-berita yang ada di Google,” jelas Hadi.
Lukisan bergambar Mayjen Rudy Saladin ini bukan hanya sebagai cinderamata penghargaan, melainkan juga sebagai karya yang bercerita tentang perjalanan karier dan dedikasi sang jenderal.
Dalam pertemuan tersebut, Mayjen Rudy menanyakan apakah Kawoong Innovation menerima pemesanan lukisan QR Art untuk koleksi pribadi atau hadiah, serta kisaran harga karya tersebut.
Hadi dan Doddy menjelaskan bahwa QR Art dengan codeisme adalah karya seni yang telah mendapatkan hak paten dan sertifikasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) sejak 2021.
Selama pameran di lima kota, harga lukisan QR Art seringkali ditawar jauh di bawah nilai aslinya. Sebagai contoh, lukisan QR Art Proklamasi Soekarno-Hatta yang dihargai Rp99 juta pernah ditawar Rp30 juta.
Oleh karena itu, sejak 2021 hingga 2024, karya ini lebih banyak diberikan kepada tokoh-tokoh penting di Indonesia sebagai bentuk penghargaan. Namun, mulai tahun 2025, lukisan QR Art akan mulai dijual secara komersial.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait
