Sebagai mahasiswa doktoral Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Universitas Airlangga, Didik menambahkan bahwa kerja sama ini juga mempersiapkan perusahaan menghadapi regulasi masa depan, seperti penerapan pajak karbon dan sistem perdagangan emisi.
Fairatmos akan mendukung proyek ini melalui penyediaan teknologi digital untuk proses pengukuran, pemantauan, pelaporan, dan verifikasi (MRV) karbon. Langkah ini dilakukan guna menjamin transparansi dan akuntabilitas pada setiap tahap pelaksanaan.
“Komitmen kami adalah memastikan keterbukaan dan kepatuhan terhadap standar nasional maupun internasional dalam seluruh proses pengembangan proyek karbon,” tegas Didik.
Sementara itu, Natalia Rialucky Marsudi, CEO Fairatmos, menyampaikan bahwa kawasan industri seperti SIER memiliki potensi besar dalam menurunkan emisi karbon nasional.
“Kami siap mendampingi SIER dengan pendekatan berbasis data dan teknologi, serta pengalaman dalam proyek karbon lintas sektor,” kata Natalia.
Fairatmos telah terlibat dalam berbagai proyek karbon di Indonesia dan Asia Tenggara. Termasuk pengelolaan limbah industri di Pasuruan, pengolahan sampah di Ponorogo, pengembangan energi terbarukan, serta reforestasi kawasan mangrove dan gambut.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
