Perjuangan Kampung Malasigi tak berhenti di situ. Mereka telah mengikuti berbagai lomba dan kegiatan, meraih juara satu kategori Desa Perintis dan Pemuda Pelopor di tingkat provinsi dan pusat. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk NGO, akademisi, Pertamina, dan pemerintah provinsi dan kabupaten, juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan ini.
Bantuan sebesar 100 juta rupiah dari Dinas Pariwisata Provinsi Papua Barat digunakan untuk membangun fasilitas wisata seperti menara pengamatan burung, jembatan, dan pembangkit listrik genset.
"Dulu kami hanya menggunakan obor, sekarang kami sudah memiliki penerangan 24 jam dan air bersih," ungkap Manase dengan penuh syukur.
Program "Mata Hati Malasigi," inisiatif Pertamina EP Papua Field dalam program Desa Energi Berdikari (DEB) Papua Community, berperan krusial dalam pengembangan ini. Program ini berfokus pada pemberdayaan masyarakat, peningkatan ekonomi, dan akses energi terbarukan.
Pertamina EP Papua turut serta dalam sosialisasi, pemasangan dan pendampingan teknologi, transfer pengetahuan, dan pembangunan PLTS serta sarana air bersih.
Melalui inovasi sistem pengelolaan hutan, transformasi sosial, peningkatan kemampuan berjejaring, dan peningkatan pendapatan dari ekowisata dan hasil hutan bukan kayu (HHBK), Kampung Adat Malasigi membuktikan bahwa pelestarian alam dan pemberdayaan masyarakat dapat berjalan beriringan, menghasilkan kisah sukses yang menginspirasi.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait
