SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Upaya mendukung pemberdayaan pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) dilakukan Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus. Secara resmi menggelar program unggulan bertajuk UMK Academy 2025. Kegiatan ini berlangsung di Kantor Pertamina Surabaya, menghadirkan ratusan pelaku UMK dari berbagai sektor usaha yang siap naik kelas melalui pelatihan intensif dan pendampingan berkelanjutan.
Program ini diikuti oleh 55 peserta secara tatap muka dari Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, serta 245 peserta lainnya secara daring dari wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara.
UMK Academy bukan sekadar pelatihan bisnis biasa. Ini adalah program pembinaan terstruktur yang dirancang langsung oleh Pertamina dengan kurikulum teruji dan telah dipatenkan.
“Program ini kami bangun sebagai ekosistem pembinaan yang berkelanjutan. UMK Academy merupakan satu-satunya program yang memakai kurikulum internal kami yang telah terbukti efektif. Para peserta tidak hanya mendapat ilmu, tetapi juga pengalaman praktik nyata dan pendampingan tiga bulan penuh,” ungkap Rudi Ariffianto, Vice President CSR & SMEPP Management Pertamina.
Para peserta dibekali berbagai materi penting, mulai dari pengelolaan siklus bisnis, pengembangan karakter wirausaha tangguh, hingga pemanfaatan media sosial untuk memperluas pasar. Sesi pelatihan dikemas interaktif melalui Focus Group Discussion (FGD), mempertemukan para peserta untuk saling bertukar ide dan pengalaman.
Kegiatan ini juga menghadirkan pelaku UMK sukses seperti Dra. Susilaningsih (Dede Satoe) dan Wirantono Adiputra (Jokotole), yang berbagi kisah inspiratif mereka tentang tantangan dan strategi bertahan di dunia usaha. Sharing session ini menjadi salah satu momen paling dinanti, di mana peserta bisa bertanya langsung tentang realita membangun dan mempertahankan bisnis.
Menurut Ahad Rahedi, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, UMK Academy merupakan bagian dari strategi jangka panjang Pertamina dalam menciptakan UMKM yang tangguh dan kompetitif, baik di pasar lokal maupun global.
“Dengan pendekatan kurikulum yang terstruktur, kami berharap UMKM binaan Pertamina dapat naik kelas. Tidak hanya mandiri secara ekonomi, tapi juga mampu menjangkau pasar ekspor dan memperluas jaringan pemasaran mereka,” jelas Ahad.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
