SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Suasana ceria mewarnai Kampung Lemah Putro Surabaya, saat digelar kegiatan edukasi di Kampung Wisata Dongeng. Program yang diprakarsai oleh maestro dongeng asal Surabaya, Kak Hilmi, ini sukses menghadirkan pengalaman belajar yang menyenangkan sekaligus mendidik bagi anak-anak.
Beragam aktivitas unik tersaji, mulai dari pengenalan makna mural di dinding kampung, permainan tradisional, hingga praktik langsung budidaya lele. Anak-anak bukan hanya dikenalkan pada proses pemeliharaan, tetapi juga diajak memberi makan serta berani memegang lele. Kegiatan ini bertujuan membentuk keberanian sekaligus menumbuhkan rasa cinta pada alam sekitar.
“Anak-anak harus belajar dari lingkungan. Dengan memberi makan dan memegang lele, mereka dilatih untuk tidak takut mencoba hal baru. Inilah nilai edukasi yang ingin kami tanamkan,” ujar Kak Hilmi, pendiri Kampung Wisata Dongeng.
Tak berhenti di situ, acara juga semakin meriah dengan cooking class berbahan lele hasil panen anak-anak. Proses memasak ini mengajarkan kemandirian serta pentingnya menghargai makanan.
“Kami ingin anak-anak paham bahwa dari ikan kecil yang mereka rawat, ada manfaat besar untuk kehidupan. Jadi mereka tidak hanya bermain, tapi juga belajar,” tambah Hilmi.
Daya tarik utama tentu saja sesi mendongeng. Dengan gaya khasnya, Kak Hilmi membawakan kisah fabel berjudul Kelinci dan Kura-Kura. Namun, kali ini cerita klasik tersebut dikaitkan dengan isu anti-bullying. Pesan moral tersampaikan melalui tokoh kura-kura yang sering diejek karena jalannya lambat, tetapi justru berhasil menginspirasi dengan ketekunan.
“Lewat dongeng, anak-anak lebih mudah memahami nilai kehidupan. Pesan melawan perundungan harus ditanamkan sejak dini agar mereka tumbuh dengan karakter yang kuat,” tegasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
