Demokrat Memanas! Suara Emil 13 Bayu 25, AHY Lebih Pilih Wakil Gubernur?

Arif Ardliyanto
Partai Demokrat Jawa Timur bergejolak diinternal. Hal ini dipicu dengan keputusan Ketua Umum DPP Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono yang menunjuk Wakil Gubernur Jawa Timur

SURABAYA, iNews.id – Partai Demokrat Jawa Timur bergejolak diinternal. Hal ini dipicu dengan keputusan Ketua Umum DPP Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono yang menunjuk Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak sebagai Ketua DPD Demokrat Jawa Timur.

Padahal dalam hasil Musyawarah Daerah (Musda) ke-VI DPD Demokrat Jatim, di Hotel Shangri-La Surabaya pada Kamis (20/1) lalu. Emil Dardak kalah suara dengan Bayu Airlangga, menantu Mantan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo.

Tercatat, menantu Pakde Karwo tersebut mendapat dukungan dari DPC-DPC seluruh Jatim sebanyak 25, sednagkan Emil Dardak hanya mendapatkan suara sebanyak 13 DPC. Fakta tersebut dinilai sebagai sesuai yang tidak mencerminkan adanya demokrasi di Partai Bintang Mercy ini.

Ketua DPC Partai Demokrat Kota Madiun, Istono menyatakan, penentuan Ketua DPD Jawa Timur memunculkan ketidakadilan, karena dalam proses pemilihan yang dilakukan di Hotel Shangri-La Surabaya, Emil hanya memperoleh dukungan 13 DPC, sementara Bayu Airlangga dapat suara yang jauh lebih besar yakni 25 DPC. Untuk itu, penentuan Ketua DPD Partai Demokrat oleh DPP terkesan aneh dan tidak menverminkan adanya demokratis.

“Saya kira tidak perlu Musda kalau ujungnya ditentukan elite partai. Demokrat yang selama ini menyuarakan pentingnya kepemimpinan yang demokratis di era reformasi ini, akhirnya tenggelam dengan keputusannya sendiri dalam menentukan ketua di Jatim,” katanya.

Istono meminta Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk menjelaskan kepada 25 DPC pendukung Bayu Airlangga mengenai penunjukkan Ketua DPD Jatim yang baru.

Menurutnya, selama ini Bayu Airlangga berjasa besar dalam membangun jaringan di Jawa Timur. Loyalitas kepada partai pun tak perlu diragukan.

Ketua DPC Demokrat Kabupaten Malang, Ghufron Marzuki juga menyayangkan keputusan DPP Demokrat. Menurutnya musyawarah daerah (Musda) menjadi percuma jika ujungnya Ketua Demokrat Jatim dipilih oleh level pusat.

“Jadi kami selaku pemegang suara Musda menyayangkan terhadap keputusan yang kita anggap tidak demokratis,” kata Ghufron.

Selama ini, kata dia, AHY selalu meminta para kader untuk berdemokrasi yang baik. Namun nyatanya hal itu tak diperlihatkan AHY di Musda Demokrat Jatim. Menurutnya, dari awal tidak perlu menggelar musyawarah daerah jika pada akhirnya keputusan diambil DPP Demokrat di Jakarta.

“Nyatanya di internal sendiri tidak bisa demokratis bagus. Nanti apa yang bisa kita jual, tunjukkan ke masyarakat. Sebuah partai berkeadilan, menjunjung demokratis tapi diajari seperti ini,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPC Partai Demokrat Kota Surabaya, Lucy Kurniasari mengaku tunduk pada keputusan AHY yang menetapkan Emil Elestianto Dardak memimpin DPD Demokrat Jatim.

Meski pada Musda lalu DPC Demokrat Surabaya mendukung Bayu, kini menghormati keputusan penetapan Emil sebagai Ketua DPD Demokrat Jawa Timur.

“Pilihan saya kepada Bayu Airlangga pada Musda Jatim saat itu merupakan bagian dari demokrasi. Namun perbedaan pilihan bukan membuat jarak dan terkotak-kotak. Mari bersama-sama demi kejayaan partai,” katanya.

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network