Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, Surabaya berhasil menjaga tren positif dalam pengentasan kemiskinan. Pada 2015, jumlah penduduk miskin masih berada di angka 165,72 ribu jiwa atau 5,82 persen, sementara pada 2025 turun menjadi 105,09 ribu jiwa atau 3,56 persen.
Menurut Arrief, pencapaian tersebut tidak lepas dari beberapa faktor penting, di antaranya inflasi yang terkendali hanya sebesar 0,63 persen sepanjang Maret 2024–Maret 2025. Selain itu, peran program bantuan pemerintah seperti BLT, BPNT, PKH, subsidi listrik, bantuan pendidikan, hingga dukungan modal usaha juga memberikan dampak signifikan.
Arrief menegaskan, penurunan angka kemiskinan di Surabaya bukan hanya sekadar mengurangi jumlah penduduk miskin, melainkan juga meningkatkan kualitas hidup mereka.
“Upaya pembangunan yang terarah dan intervensi sosial ekonomi dari pemerintah terbukti efektif. Tidak hanya menekan angka kemiskinan, tetapi juga memperbaiki kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh,” pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
