Komentar Jay mencerminkan apa yang dirasakan seluruh pemain, perjuangan panjang yang berakhir karena faktor non-teknis, bukan karena mereka kalah semangat atau strategi.
Bagi Calvin Verdonk (28 tahun) dan Thom Haye (30 tahun), kekalahan ini terasa jauh lebih pahit. Dengan usia yang tak lagi muda, peluang mereka tampil di panggung Piala Dunia 2030 semakin menipis.
Meski begitu, semangat keduanya belum padam. Mereka bertekad untuk tetap membela Merah Putih di ajang-ajang besar berikutnya seperti Piala AFF 2026 dan Piala Asia 2027.
“Kegagalan ini menyakitkan, tapi tidak menghentikan cinta kami pada Indonesia,” katanya dengan mata sembab.
Meski perjalanan menuju Piala Dunia berakhir, semangat Garuda belum mati. Kekalahan ini menjadi cermin betapa kuatnya mental para pemain yang berjuang di bawah tekanan, bahkan ketika merasa diperlakukan tidak adil.
Tangis Verdonk dan Haye bukan hanya air mata kegagalan, melainkan tanda cinta dan pengorbanan untuk Merah Putih yang diharapkan menjadi energi baru untuk membangun generasi Timnas Indonesia berikutnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
