BANYUWANGI, iNewsSurabaya.id – Serangan hama tikus masih menjadi ancaman serius bagi petani di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Untuk mengantisipasi hal itu, Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Provinsi Jawa Timur menggelar penyuluhan dan praktik lapangan mengenai pengendalian hama tikus terpadu di lahan kedelai varietas MIGO AL1-89.
Kegiatan yang berlangsung Rabu (15/10/2025) di Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi ini diikuti sejumlah petani, penyuluh pertanian lapangan (PPL), dan aparat setempat. Hadir pula Sertu Ttu Herly Prastiuh dari Babinpotmar Ster Lanal Banyuwangi, perwakilan Korlap Utama Gapoktanhut, serta tim teknis POPT Jawa Timur.
Dalam penyuluhannya, Chintya Ivana Situmorang, Koordinator POPT Wilayah Banyuwangi, menekankan pentingnya pengendalian hama tikus secara terpadu (PHT) untuk menjaga produktivitas hasil panen tanpa merusak lingkungan.
“Kami memperkenalkan metode Trap Barrier System (TBS) dan perangkap bubu tikus ramah lingkungan. Dengan pemasangan sejak dini, populasi tikus dapat ditekan tanpa bergantung pada racun kimia,” ujar Chintya.
Usai sesi penyuluhan, peserta diajak langsung ke lahan kedelai untuk mempraktikkan cara pemasangan perangkap di beberapa titik strategis. Petani tampak antusias mengikuti kegiatan tersebut karena dianggap memberi solusi nyata terhadap permasalahan hama di sawah mereka.
“Kami senang bisa belajar langsung dari ahlinya. Cara ini sederhana tapi efektif, semoga bisa mengurangi kerugian akibat tikus,” kata Riyanto, salah satu petani peserta.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
