SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) membuka peluang investasi untuk mengembangkan Pelabuhan Probolinggo menjadi pelabuhan bertaraf internasional.
Proyek strategis ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengurangi beban logistik yang selama ini ditanggung oleh Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya) dan Tanjung Priok (Jakarta).
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim, Nyono, mengatakan bahwa Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa secara langsung menawarkan peluang kerjasama investasi kepada Pemerintah Rusia. Tawaran tersebut disampaikan dalam pertemuan dengan Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia, Sergei Tolchenov, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (21/10/2025).
Menurutnya, pelabuhan tersebut akan dikembangkan agar mampu melayani kapal dengan bobot hingga 100 ribu ton. Saat ini, kedalaman kolam pelabuhan baru mencapai 12 meter, dengan kapasitas maksimal kapal 50 ribu ton. Dalam jangka menengah, kedalaman pelabuhan akan ditingkatkan menjadi 18 meter (draft 18) agar bisa disandari kapal kelas post panamax 7–8 dengan panjang mencapai 300–400 meter.
“Sekarang masih 12 meter, bisa melayani kapal 50 ribu ton. Tapi perencanaannya sudah ada, ke depan bisa 18 meter dan melayani kapal 100 ribu ton,” jelasnya.
Untuk mewujudkan rencana ambisius itu, Pemprov Jatim membutuhkan total investasi sekitar Rp6–7 triliun. Pada tahap pertama, dana sebesar Rp1,5–2 triliun akan difokuskan untuk pembangunan fasilitas utama seperti perluasan dermaga, area bongkar muat kontainer, dan gudang ekspor-impor.
“Kalau pakai APBN jelas tidak cukup, karena fiskal kita terbatas. Maka dari itu, Ibu Gubernur menawarkan peluang investasi asing, termasuk ke Rusia,” kata Nyono.
Sejumlah infrastruktur pendukung sebenarnya sudah tersedia. Dermaga berkapasitas 50 ribu ton telah beroperasi, dan area pergudangan seluas 6.000 meter persegi juga sudah berdiri. Namun, perluasan kapasitas dan penambahan fasilitas logistik menjadi kunci untuk menjadikan Pelabuhan Probolinggo berfungsi penuh sebagai pelabuhan internasional.
“Secara penunjang, dermaga dan gudang sudah ada. Tapi untuk status pelabuhan internasional, perlu penguatan fasilitas tambahan. Kalau di Perak maksimal 50 ribu ton, Probolinggo nanti bisa 100 ribu ton. Ini sangat menguntungkan secara ekonomi,” tegasnya.
Dari sisi geografis, Pelabuhan Probolinggo memiliki keunggulan strategis karena terhubung langsung dengan Tol Probolinggo Barat, memudahkan distribusi barang dari kawasan industri di Pasuruan, Lumajang, Bondowoso, hingga Situbondo.
Dengan pengoperasian pelabuhan berkapasitas besar ini, Pemprov Jatim meyakini biaya logistik nasional bisa ditekan dan harga barang lebih kompetitif. “Kalau kapal besar bisa langsung bersandar di Probolinggo, harga barang otomatis turun. Logistik jadi low cost karena barang langsung masuk ke gudang yang terhubung tol,” paparnya.
Rencana pengembangan Pelabuhan Probolinggo ini menjadi bagian dari prioritas strategis Gubernur Khofifah dalam memperkuat poros maritim Jatim, yang memiliki 21 dari 39 poros maritim nasional. Pemprov berharap dukungan investasi dari berbagai negara, termasuk Rusia, dapat mempercepat transformasi pelabuhan ini menjadi pusat logistik internasional baru di kawasan timur Indonesia.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
