Ajang ilmiah ini turut menghadirkan narasumber dari Filipina, Australia, Romania, Malaysia, hingga Indonesia, yang berbagi pandangan tentang bagaimana bahasa Inggris berkembang dalam konteks sosial, budaya, dan teknologi masa kini.
Bagi mahasiswa peserta, kegiatan ini menjadi pengalaman berharga. Salah satunya Varelya Anastasia, mahasiswa Sastra Inggris dari Universitas Bangka Belitung, mengaku mendapat banyak pelajaran dari pertemuan ilmiah tersebut.
“Dari konferensi ini, kami dapat banyak insight dari para profesor luar negeri. Kami juga bisa mempresentasikan karya ilmiah sendiri dan mendapat masukan langsung dari pakarnya. Rasanya luar biasa melihat bagaimana riset bisa membuka perspektif baru,” ungkapnya dengan antusias.
Melalui ICONESIA 2025, para akademisi berharap semakin banyak mahasiswa S1, S2, dan S3 yang terdorong untuk melakukan riset dan eksplorasi di bidang bahasa dan sastra. Dengan kolaborasi lintas negara ini, Indonesia diharapkan mampu memperkuat posisi akademik dan kebijakan bahasa di tengah era global yang terus berubah.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
