Dari sisi produksi, Jasa Perusahaan tumbuh paling pesat yakni 9,89 persen, sedangkan dari sisi pengeluaran, Ekspor Barang dan Jasa meningkat 7,19 persen.
“Pertumbuhan ekonomi kuartal III ini juga terdorong oleh panen raya tebu dan tembakau, peningkatan distribusi energi, serta percepatan proyek infrastruktur,” jelas Khofifah.
BPS mencatat ekonomi Jawa Timur tumbuh 1,70 persen pada kuartal III 2025, tertinggi di Pulau Jawa. Gubernur Khofifah sebut kolaborasi lintas sektor jadi kunci daya tahan ekonomi. Foto iNewsSurabaya/ist
Ekspor Meningkat, Investasi Terus Tumbuh
BPS mencatat, ekspor Jawa Timur periode Januari–September 2025 tumbuh 20,23 persen (c-to-c) dengan nilai USD 3,86 miliar. Neraca perdagangan pun surplus USD 1,33 miliar, menandakan daya saing produk lokal kian kuat.
“Negara tujuan ekspor nonmigas masih didominasi Swiss, Tiongkok, dan Amerika Serikat,” ungkap Khofifah.
Ia menambahkan, peningkatan ekspor juga dipicu keberhasilan program misi dagang antarprovinsi, di antaranya dengan Kalimantan Selatan, Lampung, Sulawesi Tengah, dan Sumatera Selatan. Bahkan misi dagang di Nusa Tenggara Timur mencatat transaksi tertinggi sepanjang sejarah, mencapai Rp1,882 triliun.
Khofifah menilai, capaian ini menjadi bukti nyata dari semangat “Jatim Tangguh, Terus Bertumbuh” yang diusung pemerintah provinsi.
“Tangguh berarti mampu menghadapi tekanan global tanpa kehilangan arah. Terus bertumbuh berarti konsisten memperkuat produktivitas, memperluas investasi, dan menjaga kesejahteraan rakyat,” ujarnya.
Ia pun menyampaikan apresiasi kepada seluruh pelaku usaha, industri, dan masyarakat Jawa Timur atas kontribusi nyata dalam menjaga roda ekonomi tetap bergerak.
“Keberhasilan ini tidak datang begitu saja, melainkan hasil kerja keras dan kolaborasi semua pihak. Filosofi Jatim Bisa menjadi bukti bahwa dengan gotong royong dan inovasi, kita mampu menjaga ketahanan sekaligus menciptakan pertumbuhan berkualitas,” pungkas Khofifah.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
