SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Surabaya terus memperkuat langkah menuju pengakuan sebagai City of Gastronomy dalam Unesco Creative Cities Network (UCCN).
Salah satu upayanya diwujudkan melalui penyelenggaraan dialog kreatif bertajuk “Surabaya dalam Kartografi Kreatif: Dari Lintasan Dagang ke Ruang Identitas” yang digelar di Universitas Ciputra.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari strategi nasional dalam memperkuat jejaring Kabupaten/Kota Kreatif (KaTa Kreatif) dan mendorong ekosistem ekonomi kreatif yang berkelanjutan.
Kepala Bappeda Litbang Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad, menyampaikan bahwa Surabaya terus bergerak menjadi kota berpengaruh secara ekonomi, politik, dan budaya di tingkat global. Ekonomi kreatif, menurutnya, berperan sebagai instrumen strategis dalam menjawab berbagai tantangan perkotaan.
“Pemerintah Kota Surabaya mendorong penguatan ekosistem ekonomi kreatif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperluas lapangan kerja, sekaligus mempertegas identitas kota sebagai pusat kreativitas nasional,” ujarnya, Sabtu (6/12/2025).
Ia menambahkan, kekayaan kuliner Surabaya lahir dari sejarah jalur rempah yang mempertemukan berbagai budaya. “Dari lontong balap, rujak cingur, hingga hidangan akulturasi seperti lontong mie dan bakso, seluruhnya menjadi bagian penting dari identitas gastronomi kota,” imbuhnya.
Wakil Delegasi Tetap RI untuk Unesco, Igak Satrya Wibawa, menilai bahwa upaya kolaboratif melalui dialog ini menunjukkan kesiapan Surabaya masuk dalam jejaring kota kreatif dunia.
“Kolaborasi ini penting untuk memperkuat posisi Surabaya di jejaring global, sekaligus memastikan pengembangan gastronomi mencakup aspek ekonomi, budaya, dan inovasi secara berkelanjutan,” ujarnya.
Komite Eksekutif Indonesia Creative City Network dan Global Creative Economy Council, Dwinita Larasati menekankan bahwa dialog ini sangat substansial karena berupaya menavigasi Surabaya menuju kota kreatif dunia.
“Saya berharap dialog ini dapat menjadi pijakan bagi langkah berikutnya secara lebih strategis untuk mencapai cita-cita yang diharapkan,” katanya.
Sementara itu, pakar kreativitas dan inovasi dari Universitas Ciputra, Prof. Dennis Cheek menutup dengan pandangan bahwa acara kegiatan ini menyoroti banyak aspek positif dari ekonomi kreatif di seluruh Indonesia.
Diskusi ini mengingatkan semua pihak tentang tantangan dan peluang yang ada bagi para mahasiswa masa kini untuk memberikan jejak unik mereka di dunia.
“Dimulai dari tingkat lokal dan kemudian ke mana pun karya mereka membawa mereka," tuturnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
