Budiono, Ketua Kelompok Konservasi Lempuk, menjadi salah satu saksi perubahan tersebut. Ia mengaku populasi lempuk yang sebelumnya menurun kini berangsur kembali.
“Perubahannya sangat terasa. Penetasan lempuk bertambah banyak, dan penghasilan para pencari lempuk ikut meningkat,” ujarnya.
Sebagai kelompok binaan, mereka mendapatkan pendampingan rutin dari Indonesia Power—mulai dari edukasi pelestarian, pembinaan kelompok, hingga menyediakan fasilitas pendukung konservasi.
“Semoga dukungannya makin banyak dan makin baik ke depannya,” harap Budiono.
Indonesia Power menegaskan bahwa konservasi lempuk bukan sekadar program tahunan, melainkan komitmen berkelanjutan untuk merawat ekosistem dan meningkatkan kesejahteraan warga.
“Kami berharap seluruh masyarakat dan nelayan terus ikut menjaga. Lempuk adalah ikan endemik yang harus kita lindungi bersama,” tegas Khayubi.
Kerja sama warga Grati dan Indonesia Power dalam merawat habitat lempuk berhasil memulihkan ekosistem danau. Populasi ikan naik, pendapatan nelayan pun ikut meningkat. Foto iNewsSurabaya/hendro
Bagi masyarakat Ranu Grati, program ini bukan hanya soal ikan. Ini adalah tentang masa depan dan keberlangsungan hidup mereka. Ketika lempuk kembali melimpah, harapan pun tumbuh bersama air danau yang kembali hidup.
Di tengah ketenangan Ranu Grati, kini terpancar optimisme baru: bukti bahwa kolaborasi antara perusahaan, masyarakat, dan alam dapat menghadirkan perubahan nyata—sebuah keajaiban yang lahir dari kerja bersama dan kepedulian terhadap lingkungan.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
