SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Gelombang empati terus mengalir untuk para korban banjir besar yang melanda Aceh dan sejumlah wilayah di Sumatra. Di tengah upaya pemulihan yang masih berlangsung, sektor logistik ikut bergerak cepat memastikan bantuan kemanusiaan dapat tiba tanpa hambatan biaya.
PT Pelindo Terminal Petikemas mengambil langkah konkret dengan membebaskan seluruh biaya layanan peti kemas yang mengangkut bantuan bagi korban bencana. Kebijakan ini mencakup pembebasan container handling charges (CHC), biaya penumpukan, hingga layanan receiving dan delivery di pelabuhan.
Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas, Widyaswendra, menegaskan bahwa kebijakan tersebut merupakan bentuk dukungan perseroan terhadap upaya pemerintah dan masyarakat dalam penanganan bencana alam.
“Pembebasan biaya ini kami berlakukan baik di terminal pelabuhan asal maupun di terminal tujuan bongkar, agar distribusi bantuan berjalan lebih cepat dan efisien,” ujarnya, Kamis (18/12).
Ia menjelaskan, kebijakan pembebasan biaya telah berlaku sejak 1 Desember 2025 dan diterapkan di seluruh terminal yang dikelola PT Pelindo Terminal Petikemas di Indonesia. Untuk memastikan ketepatan sasaran, perusahaan pelayaran diminta menyampaikan data kapal, jadwal pelayanan, jenis muatan, serta nomor peti kemas yang berisi bantuan kemanusiaan.
“Setelah data diverifikasi, terminal akan langsung memberikan fasilitas pembebasan biaya layanan,” tambahnya.
Agar program berjalan optimal, Pelindo juga menginstruksikan seluruh pengelola terminal untuk aktif berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan.
Dukungan terhadap korban banjir di Sumatra juga datang dari sektor pelayaran nasional. PT Meratus Line, melalui Meratus Foundation, membuka layanan pengiriman bantuan gratis menuju wilayah terdampak. Program ini melayani tiga rute utama, yakni Surabaya–Belawan, Jakarta–Belawan, dan Jakarta–Padang.
Presiden Direktur PT Meratus Line, Slamet Raharjo, menyebut hingga kini pihaknya telah mengangkut 14 peti kemas berisi bantuan yang berasal dari masyarakat maupun instansi mitra, salah satunya Indonesian National Shipowners’ Association (INSA).
“Bantuan tersebut kami distribusikan ke posko-posko kemanusiaan di Aceh, Medan, dan Padang,” kata Slamet.
Ia menambahkan, Meratus masih membuka kesempatan bagi masyarakat dan lembaga lain yang ingin menyalurkan bantuan ke Sumatra. Namun, pengiriman lanjutan baru dapat dilakukan pada Januari 2026, menyusul adanya kebijakan pembatasan operasional angkutan truk selama periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 yang mulai berlaku Jumat (19/12).
Langkah sinergis antara operator pelabuhan dan perusahaan pelayaran ini menjadi bukti bahwa rantai logistik nasional tak hanya berorientasi bisnis, tetapi juga hadir saat masyarakat membutuhkan, memastikan bantuan kemanusiaan tiba lebih cepat di tengah situasi darurat.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
