SURABAYA, iNews.id - Rumah Sakit (RS) Kota Surabaya mulai mendapatkan tempat dari pasien-pasien mancanegara. Mereka datang untuk berobat hingga melakukan program hamil.
Kedatangan pasien-pasien ini bagian dari Medical Tourism atau wisata medis yang sedang digaungkan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Mereka mulai tertarik untuk menikmati wisata medis ini. Salah satu rumah sakit yang menjadi jujukan adalah Rumah Sakit National Hospital (NH) salah satu rumah sakit yang terus kedatangan pasien ekspatriat dan warga luar negeri.
Direktur RS NH, dr Azman Hakmi Lubis mengatakan rata-rata pasien berasal dari luar negeri datang dari negeri asalnya atau mereka yang memang tinggal disini (ekspatriat). "Mengingat Surabaya kota terbesar kedua dengan jumlah ekspatriat terbanyak di Indonesia," katanya.
Azman menyampaikan bahwa tercatat pasien luar negeri yang datang kebanyakan dari negara Korea Selatan. "Dari mana-mana ya. Paling banyak Korea Selatan. Ada juga Jepang. Karena buka pabrik atau industrinya di Jawa Timur. Jadi berobatnya kesini," ujar dia.
Ia menyebut kedatangan pasien asal luar negeri ini diakuinya menjadi salah satu pendongkrak wisata medis di Surabaya. Mengingat banyak perusahaan multinasional di Surabaya dan Jawa Timur.
"Selain dari Korea Selatan dan Jepang, ada juga yang dari Inggris. Mayoritas mendaftar untuk fasilitas program hamil. Apalagi kami juga bekerjasama dengan Morula IVF (klinik fertilitas)," ujarnya.
Pasien luar negeri juga datang untuk mengikuti program bedah syaraf. Fasilitas itu menjadi salah satu keunggulan di National Hospital. "Kami punya teknologi yang advanced dan mengutamakan pasien. Ke depannya kami akan mengembangkan medical tourism itu kami mudah-mudahan pascapandemi bisa berjalan lagi," tegas dia.
Presiden Direktur PT Morula Indonesia, dr. Ivan menambahkan bahwa pihaknya optimistis pasien dari luar negeri dan dalam negeri akan bertumbuh semakin besar di 2022. Ivan menarget pasien yang datang dari program wisata medis ini meningkat 25 persen tiap tahunnya.
"Kerjasama bisnis yang sangat strategis, karena klinik fertilitas tidak bisa berdiri sendiri. Oleh karenanya kerjasama dengan National Hospital menjadi sebuah kunci untuk bisa saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain," paparnya.
Morula sendiri, kata Ivan kini berkerjasama dengan National Hospital untuk menghadirkan layanan klinik fertilitas dengan cutting edge technology untuk layanan program bayi tabung (IVF) maupun Intra Uterine Insemination (IUI).
Layanan IVF di Morula IVF Surabaya diharapkan menarik perhatian warga untuk wisata medis dengan fasilitas Pre-implantation Genetic Testing for Aneuploidy (PGT-A), Laser Assisted Hatching, ICSI, Intra-cytoplasmic Morphologically selected Sperm Injection (IMSI), Time Lapse Incubator, Embryo Freezing, Egg Freezing hingga Endometrial Receptivity Analysis (ERA).
"Pertumbuhan pasien bayi tabung di Morula IVF Surabaya mencapai 36 persen per tahunnya selama 5 tahun terakhir," ujar dia.
Ivan mencatat terdapat 185.000 pasangan yang mengalami permasalahan infertilitas di Surabaya, dan 20 persen di antaranya adalah market premium yang mempunyai kemampuan untuk melakukan program bayi tabung.
Data terkini bahkan menggambarkan bahwa klinik Morula IVF di Surabaya memegang pangsa pasar sebesar 41,4 persen untuk wilayah Surabaya/Jawa Timur, dengan setiap tahunnya melayani hampir 3.000 pasangan yang datang berkonsultasi ke klinik Morula IVF Surabaya. "Serta terkonversi menjadi 750 cycles program IVF (bayi tabung) di tahun 2021 yang lalu," ujarnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait