SURABAYA, iNews.id - Lebaran menjadi momentum kebangkitan UMKM di daerah-daerah dengan banyaknya masyarakat kota yang mengunjungi pedesaan. Liburan Idul Fitri tahun ini diharapkan dapat memperbaiki perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa.
Namun ada satu hal yang tidak bisa dilepaskan pasca libur Lebaran. Yakni fenomena gelombang urbanisasi yang akan kembali terjadi di kota-kota besar tahun ini.
Para pengamat sosial memprediksi, bahwa Jakarta masih menjadi incaran orang-orang yang mencari kerja dan ingin mengubah nasibnya pasca Lebaran.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berusaha mencegah urbanisasi pasca Lebaran dengan mengubah mindset masyarakat, terutama generasi milenial dengan berbagai program digitalisasi.
Antara lain petani millennial, digitalisasi desa, satu desa satu perusahaan, dan lainnya. Program tersebut kemudian melahirkan pemikiran baru bahwa meskipun tinggal di desa, mereka juga bisa mendapatkan rezeki sebanyak di kota.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, memaparkan bahwa digitalisasi juga bisa memudahkan pelaku UMKM desa untuk mengais rezeki tanpa harus pergi ke kota meski masa libur Lebaran sudah usai.
“Digitalisasi amat penting dimanfaatkan demi menekan arus urbanisasi dan meningkatkan produktivitas serta pertumbuhan ekonomi Indonesia pasca Lebaran,” ujarnya.
Tugas bagi pemerintah desa dan pemerintah pusat adalah untuk mengatasi masalah jaringan internet di pedesaan agar digitalisasi bisa lebih lancar.
Selain itu, masyarakat pedesaan tentunya akan memerlukan bantuan agar dapat meningkatkan pengetahuan terkait teknologi dari pemerintah maupun pihak swasta yang bisa memberikan edukasi.
Pemahaman Digitalisasi Sangat Dibutuhkan
Pandemi Covid-19 telah mendorong banyak pelaku UMKM di berbagai wilayah di Indonesia untuk bertransformasi ke platform digital, baik melalui media sosial, messenger, maupun marketplace. Omzet yang didapatkan UMKM yang bergabung ke platform digital pun meningkat hingga 80%.
Digital Marketing Specialist Niagahoster, Dimas Gandhi Purba Diwantara mengatakan, dengan pengguna internet yang diperkirakan menyentuh angka 239 juta pada tahun 2026, masyarakat yang belum melakukan digitalisasi harus segera memanfaatkan peluang tersebut.
Pemahaman dan edukasi tentang hal-hal teknis mengenai digitalisasi pun harus diberikan pada masyarakat untuk mengubah mindset bahwa di mana pun mereka berada, mereka juga bisa sukses seperti berada di ibukota.
"Dengan program edukasi dan pembinaan yang baik, digitalisasi akan dapat memperbaiki perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa," tuturnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait