SURABAYA, iNews.id - Granostic by Kortex menggelar talkshow bertajuk Waspada Hepatitis pada Anak.
Kegiatan yang menghadirkan para pakar dibidangnya ini untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, sebagai langkah antisipasi awal agar masyarakat mengerti tentang gejala Hepatitis tersebut.
Sebagaimana diketahui, merebaknya penyakit hepatitis tidak diketahui kini telah menjadi buah bibir dan perhatian khusus oleh masyarakat.
Hepatitis tidak diketahui ini merupakan jenis virus terbaru yang sering dikaitkan dengan covid-19, karena jenis yang hingga kini belum bisa diketahui golongan Hepatitisnya.
General Manager Granostic by Kortex, dr. May Fanny Tanzilia, Sppk menjelaskan bahwa melalui kegiatan ini pihaknya ingin memberikan pelayanan cek kesehatan kepada masyarakat Surabaya, sekaligus bertujuan dalam mengedukasi masyarakat mengenai berederannya penyakit hepatitis yang saat ini ada dimasyarakat.
"Harapannya agar dapat mengantisipasi hal tersebut, terutama pencegahan pada anak-anak yang rentan terserang hepatitis akut," katanya.
Sesuai dengan arahan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Hepatitis dapat dicegah dengan menjaga kebersihan, menggunakan perlengkapan makan pribadi jika makan di luar, melakukan cek kesehatan rutin secara rutin dan konsultasi pada dokter bila ada gejala-gejala Hepatitis.
dr. May mengungkapkan, tanda-tanda hepatitis pada umumnya yakni demam, mual, menguning dan masih banyak lagi.
Ia menyarankan, bila dirasa ada gejala tersebut sebaiknya dapat segera melakukan konsultasi pada dokter untuk dilakukan pemeriksaan.
Secara umum, kata dia, hepatitis biasa disebabkan oleh infeksi virus hepatitis ke dalam tubuh manusia.
Hepatitis biasa yaitu tipe A, B, C, D dan E mudah dideteksi dengan tes yang sudah ada sekarang ini.
Akan tetapi untuk Hepatitis tidak diketahui ini tidak dapat memberikan hasil apapun.
"Setelah menjalani berbagai pemeriksaan para penderita hepatitis akut tidak menunjukkan hasil positif pada rangkaian tes yang dilakukan, maka bisa segera dirujuk di rumah sakit," tegasnya.
Saat ini hepatitis akut dapat menyerang anak-anak dan menimbulkan kematian.
"Oleh sebabnya kami ingin memberikan edukasi ke masyarakat agar mengetahui ciri-ciri dari gejala hepatitis tersebut. Karena sulitnya deteksi hepatitis akut akan membuat penanganannya lebih kompleks," ucapnya.
Gejala hepatitis akut di antaranya demam, mual, muntah, diare bahkan kulitnya kuning.
Penyakit ini bisa menyerang siapapun akan tetapi ada kecenderungan menyerang usia di bawah 16 tahun yang kekebalan pada rentang usia tersebut belum begitu kuat.
"Jika penderita mengalami gejala-gejala tersebut segera periksa ke dokter. Sehingga membuat kondisinya tidak semakin parah, apalagi anak-anak," tegaa dr. May.
Maka sebagai langkah antisipasi dalam penanganan Hepatitis ini, Granostic menawarkan paket screening awal hepatitis misterius untuk pemeriksaan SGOT, SGPT, bilirubin total dan urine lengkap serta konsultasi dengan dokter.
Dalam kesempatan yang sama dr. Dominucus Husada, Sp. A (K), menegaskan bahwa penyebab hepatitis misterius hingga kini belum diketahui.
Bahkan jika ada asumsi penyakit ini disebabkan oleh vaksin Covid-19, hal itu menurutnya sangat mustahil.
"Karena yang sakit kebanyakan usia dibawah 5 tahun dan tidak ada vaksin Covid-19 untuk anak dibawah 5 tahun, tentu asumsi bahwa hepatitis misterius berhubungan dengan vaksin Covid maka dengan sendirinya terpatahkan," tegasnya.
Sementara itu, dr. Areta Idarto Sp. A menuturkan, untuk mencegah terpapar hepatitis misterius alangkah baiknya kebiasaan menjaga protokol kesehatan selama pandemi diteruskan.
"Rajin-rajinlah mencuci tangan di air me galir dengan sabun terutama sebelum makan dan setelah menggunakan fasilitas umum seperti toilet, serta hindari menggunakan fasilitas umum ketika kita sedang sakit," ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, hindari berbagi makanan atau alat makan bersama. Kemudian sistem imun juga harus dijaga dengan memberikan asupan nutrisi yang lengkap bagi anak.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait