Selama penyisihan, kreatifias dan ide siswa SMK diakuinya cukup bagus. Baja ringan bisa dibuat menjadi bermacam-macam produk. Mlai jemuran, tangga, pot, hingga tempat duduk di taman kota.
Kedepan, lanjut Susanto, lomba kreasi baja ringan akan digelar setiap tahun di seluruh kota di Indonesia. PT Kencana Maju Bersama sendiri sudah memiliki 33 cabang yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
"Selama ini SMK hanya mendapatkan pendidikan tentang pertukangan. Untuk baja ringan, selama ini belum masuk kurikulum. Kita tujuannya agar tidak sampai terjadi roboh karena salah aplikasi," tuturnya.
Sekjen Himpunan Aplikator Indonesia (HAPI), Rico Candra menjelaskan, edukasi baja ringan dilakukan dengan cara jemput bola.
Para pelatih atau aplikator mendatangi sekolah-sekolah SMK untuk memberikan pelatihan. Kemudian siswa diseleksi oleh sekolah untuk megikuti lomba.
Total ada 16 SMK se-jatim yang mengikuti program ini. Sedangkan yang berhasil lolos hingga babak final ada 5 sekolah, diantanya SMKN 2 Surabaya, SMKN 5 Surabaya, SMKN 7 Surabaya dan SMKN 1 Sidoarjo
"Ada 5 kriteria penilaian dalam kompetisi ini. Pertama kekompakan peserta, karya harus bisa digunakan, kreatifitas, watu penyelesaian dan kerapian. Lima unsur ini harus memenuhi untuk menentukan pemenang," ungkapnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait