Mendag Lutfi: WTO Harus Jadi Bagian Solusi Berbagai Krisis Global

Arif Ardliyanto
Menteri  Perdagangan  RI  Muhammad  Lutfi  menyerukan  agar  World  Trade Organization (WTO) harus menjadi bagian solusi dalam mengatasi berbagai krisis dunia

Pada  pertemuan  Cairns  Group  (CG)  (12/6),  Djatmiko  juga  menyampaikan  perlunya  mengakomodasi kepentingan  negara  berkembangseperti  Indonesia  dan  LDCs  terkait  subsidi  domestik  (Domestic Support) pertanian yang mendistorsi perdagangan dunia. CG merupakan kelompok anggota WTO yang mengekspor produk pertanian.

Dalam   rekaman   pernyataannya, Mendag   Lutfi   juga   menyampaikan bahwasistem   perdagangan multilateral  memiliki  peran  untuk  mempromosikan  Tujuan  Pembangunan  Berkelanjutan  (sustainable development goals/SDGs), salah satunya terkait subsidi perikanan yang dapat mencegah kerusakan laut yang  lebih  parah.  Indonesia  setuju  bahwa  prinsip  dasar  disiplin  perikanan  adalah  untuk  memastikan pengurangan yang signifikan dari subsidi berbahaya yang berkontribusi pada penangkapan ikan yang ilegal, tidak dilaporkan, tidak diatur (IUUF). 

Namun demikian, disiplin tersebut tidak boleh mengabaikan tujuan  pembangunan  negara-negara  yang  mengandalkan  perikanan  rakyat  dan  skala  kecil  untuk ekonomi lokal dan pengentasan kemiskinan.Berbicara  mengenai  Penangguhan  Kekayaan  Intelektual  pada  persetujuan  Trade-Related  Aspects  of Intellectual  Property  Rights(TRIPs),  Mendag  Lutfi  menegaskan  pentingnya  responsWTO  terhadap pandemi. 

“Kita harus menunjukkan bahwa WTO dapat mengatasi hambatan utama terhadap akses universal  dan  setara  untuk  vaksin  Covid-19,  barang  penting,  dan  teknologi.  Untuk  itu, saya  percaya TRIPs  Waiver  harus  menjadi  bagian  utama  dari  jawaban  WTO  kepadadunia  dalam  penanganan pandemi,”kata Mendag Lutfi.

KTM merupakan pertemuan pengambilan keputusan tertinggi di WTO dan diselenggarakan setiap duatahun  sekali.  Pertemuan  terakhir  dilaksanakan  pada  2017  di  Argentina.  Pertemuan  KTM  ke-12  WTO yang  seharusnya  dilaksanakan  pada  2019  akan  membahas  beberapa  isu,  antara  lain  pembahasan responsWTO terhadap pandemi, termasuk Penangguhan Kekayaan Intelektualpada persetujuan TRIPs, reformasi aturan sektor pertanian, subsidi perikanan, moratorium bea masuk atas transmisi elektronik, dan  reformasi  WTO.  KTM  ke-12  WTO  diharapkan  dapat  menyepakati  beberapa  isu  prioritas  dengan hasil berupa keputusan, program kerja, dan deklarasi.Dalam pembukaan KTM ke-12 WTO (12/6), 

Dirjen WTO Ngozi Okonjo-Iweala mendesak Anggota WTO agar WTO dapat menghasilkan kontribusi nyata kepada masyarakat internasional. “Saat dunia bergulat dengan  ketidakpastian  dan  krisis  di  berbagai  bidang,  inilah  saatnya  untuk  menunjukkan  bahwa multilateralisme berhasil,”pungkas Dirjen Ngozi.

Editor : Arif Ardliyanto

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network