PSSI turut berbelasungkawa atas meninggalnya seorang suporter Catur Yuliantoro, saat menyaksikan laga antara tim nasional (Timnas) Indonesia melawan Fiji. Federasi sepakbola di Indonesia itu juga mengutuk terjadinya insiden tersebut.
"INGAT YANG NYETADION BUKAN HANYA YANG KUAT SEPERTI KAMU". Orang tua lanjut usia, ibu hamil, anak-anak, atau mungkin tetangga kamu, dan lain-lain dengan keterbatasannya, mereka merasa risih dengan aksi flare keren kamu, bunyi pernyataan yang dilansir dari Instagram resmi PSSI.
Bahayanya membawa flare karena kekuatan panas dari 700 - 1700° Celcius, menghasilkan asap racun yang berbahaya dan merusak bagi tubuh yang menyebabkan sesak napas, asma, dan membuat mata perih. ‘Ayolah, kita sebagai supporter Indonesia taati peraturan yang telah dibuat agar tidak ada lagi insiden-insiden yang telah terjadi’.
Larang membawa flaire juga disampaikan Pelatih Timnas Indonesia U-19, Shin Tae-yong yang menginginkan supaya supporter Indonesia lebih dewasa dan merubah budaya seperti itu. "Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih kepada supporter yang telah memberikan dukungan penuh kepada Timnas, tetapi petasan/flare diakhir pertandingan itu akan mengurangi fokus pemain kami. Jadi saya mohon untuk tidak dilakukan lagi. Apalagi dari FIFA akan memberikan sanksi besar kepada kita, jadi sekali lagi saya mohon untuk mengubah budaya dari para supporter sedikit demi sedikit agar para pemain lebih bersemangat dalam bermain," ujar Shin Tae-yong.
Penulis : Hanif SMK Ketintang, Magang
Editor : Arif Ardliyanto